Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Terapi Memasak

Aku bukan orang yang ahli dalam memasak. Bahkan sebenarnya pengetahuanku soal rasa makanan pun terbatas. Paling kuingat beberapa makanan rumahan yang dulu sering dibuatkan oleh nenek, kakek, ibu dan ayah kala aku masih kanak-kanak. Sehingga sedikit cemas awalnya saat aku tumbuh dewasa dan mengetahui bahwa memasak adalah salah satu skill penting saat nanti berumah tangga. Bahkan dulu aku sempat ikut seminar tentang dampak memasak untuk kesehatan mental. Memasak selain bisa menghemat perekonomian keluarga, ia juga bisa meningkatkan self-esteem (perasaan diri berharga) bagi yang memasaknya. Apalagi jika masakannya dimakan oleh orang teristimewa seperti keluarga. Selain menambah bahagia bagi yang memasak, ia pun akan menambah kedekatan antar anggota keluarga. Ternyata memasak bukan hanya meninggalkan rasa di lidah tetapi juga dapat memberi kesan di hati. Hingga kelak memori soal masakan pun mampu membuat kita ingat beberapa momen masa kecil yang indah meski sesederhana makan masakan ru

Perjalanan Mengenal Diri

Ada kalanya apa-apa yang kita lakukan itu tidak membekaskan makna. Tetapi percayalah bahwa setiap takdirNya selalu menyisakan hikmah pembelajaran berarti bagi jiwa yang mau mencari. Hidup yang singkat ini rasanya sayang jika hanya dijalani dengan apa adanya saja. Jikalau mengaku memiliki visi syurga, maka jalan menujunya harus ditempuh dengan misi-misi yang istimewa. Setiap makhluk telah Allah ciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk. Sejatinya semua hamba sudah tercipta dengan sempurna untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Untuk bisa memimpin, kita butuh tau siapa yang akan kita pimpin, dimana ranah kepemimpinan kita, serta apa modal utama kepemimpinan kita. Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin disemua bidang. Allah memberikan kelebihan kepada setiap ciptaanNya diranah yang berbeda-beda. Supaya manusia bisa menjalin kerjasama. Tidak hanya sibuk memikirkan diri sendiri. Sebab syurga terlalu luas untuk ditinggali seorang diri. Lagi pula, tidak ada manusia yang sanggup hidup dalam

Pejuang Syurga

Ada tempat teristimewa yang keindahannya masih lebih indah dari keindahan yang pernah ada salama di dunia. Ada tempat ternyaman yang membuat setiap makhluk ingin menetap abadi. Tempat yang dahulu menjadi awal setiap makhlukNya bermula. Tempat yang menjadi tujuan pulang setiap insan yang yakin akan hakikat hidup yang hanya sementara. Syurga ialah gambaran keindahan yang sulit dijelaskan indahnya. Sebab kita belum pernah melihat sebelumnya. Tetapi analogi tentangnya sudah Allah berikan kepada kita melalui firmanNya. Dengan iman kita yakin bahwa syurga ialah dambaan tempat pulang terbaik selepas dunia ini terlepas. Namun, menginginkan syurga tidak cukup hanya dengan berangan-angan. Kita harus berjuang untuk benar-benar bisa meraihnya. Perjuangan ini hanya bisa kita tempuh di dunia. Sebab dunia ialah arena ujian untuk membuktikan seberapa taatnya diri ini kepada Rabb Semesta alam. Memahami hakikat dunia bisa menjadikan kita lebih berhati-hati dengan rasa memiliki. Memang seolah-olah

Perjalanan Lintas Waktu

Ditulisan ini aku cuma mau curhat aja soal pikiranku yang akhir-akhir ini terlalu berjalan kesana-kemari. Bahasa simplenya overthingking gitu lah ya. Dalam sehari aku bisa mikirin masa lalu, masa depan dan masa kini sekaligus. Kadang aku merenung karena merasa masa laluku kurang cemerlang, disisi lain aku bersyukur juga dibeberapa episode masa lalu itu. Saat memikirkan masa depan, aku merasa bersemangat luar biasa tetapi juga bisa tiba-tiba cemas dan merasa tak berdaya. Sampai tiba pada kesadaran akan masa kini, aku malah merasa jalan ditempat saja. Masih banyak PR yang belum dikerjakan. Wacana yang belum jadi rencana. Serta rencana yang belum terlaksana. Mari kita mulai penjelajahan tiga masa yaitu masa lalu, masa depan dan masa kini. Ketiga masa yang semua orang alami. Kisahnya tentu berbeda-beda. Hingga membentuk pribadi yang berbeda pula pada akhirnya. Diriku dengan sepaket takdir yang Allah beri dimasa lalu, inilah jalan hidup terbaik dariNya. Jika ada sesal di masa itu, itu

Renungan Pranikah

Dear ukhti, dulu prinsipku adalah mempersilahkan siapa saja laki-laki yg berniat baik menikah datang untuk ta'aruf. Tapi ternyata niat baik saja tidak bisa langsung kita percaya dari lisannya. Ia harus sejalan dengan kesiapan dirinya. Pengalaman yang Allah berikan dari berbagai proses ta'aruf yang belum berujung pada pernikahan membuat aku lebih berhati-hati dalam melihat pembuktian niat baik ini. Proses demi proses sebelumnya bisa dikatakan gagal mungkin disebabkan ketidakmantapan niat serta keterjagaan dalam proses ta'aruf. Jangan tertipu hanya dengan keberanian ikhwan apalagi langsung baper jika ada ikhwan yang ngajak nikah. Membangun keluarga yg bervisi syurga, butuh dikawal dari awal prosesnya agar berkah Allah selalu meliputi disepanjang hidup kita. Jangan sampai, kegagalan dalam proses ta'aruf membuat akhwat patah hati. Sehingga ilmu sebelum menikah ini penting sekali agar kita bisa kembali menguatkan tujuan pernikahan serta tujuan pembentukan keluarga nant

Aku menemukan Aku

Menjadi diri sendiri itu, bukan berarti pasrah dengan keadaan. Tetapi, berusaha mengenali diri dan mengeluarkan potensi terbaik yang dimiliki. Itulah dirimu sesungguhnya yang mungkin tak ada di dalam diri orang lain. Impianmu, ambisimu, tekadmu, visimu, serta pilihan atas hidupmu hanya kamu yang bisa mengambil alihnya. Sebab Allah Yang Maha Kuasa telah memberimu kuasa sedikit untuk menjadikanmu pemimpin atas diri. Ingatlah pesan Imam Al Ghazali di dalam buku Kimia Kebahagiaan. Bahwa yang berhak menjadi raja atas diri ialah jiwa. Sementara jasad atau tubuh kita ini ibarat kerajaannya. Ia hanya tempat dan alat yang dipinjamkan. Lalu nafsu ibarat petugas pajak. Dia menuntut dipenuhi tetapi perlu dibatasi. Serta amarah sebagai polisi. Wajar saja bila marah, tapi marah dengan tujuan menjaga bukan memberontak tanpa kendali. Marah karena ada yang keluar batas atau melanggar aturan. Begitulah gambaran dinamika diri. Sudah seberapa lama kamu diberi waktu untuk hidup di dunia yang fana ini

Melawan Resolusi Iblis

Disaat manusia sibuk untuk merancang impian dan membuat resolusinya, ternyata iblis pun sudah lebih giat dan serius melanjalankan visi misinya. Bahkan sejak jaman Nabi Adam as. di syurga, mereka sudah menjalankan visi misinya. Apa itu visi misi iblis yang sampai saat ini masih mereka jalankan? Dalam surat Al-A'raf ayat 16-17 iblis pun berikhrar. "Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." Allah menghukum Iblis sesat disebabkan iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam. Padahal bersujud pada Nabi Adam ialah perintah Allah. Namun, munculah alasan iblis untuk menolak perintah Allah disebabkan ia merasa lebih balik dari Nabi Adam. Lalu selepas Iblis membangkang pada perintah Allah, ia dihukum oleh Allah dengan

Visi Hidup jilid 2

Muara Terakhirku Pernahkah kita berada difase dimana merasa hidup sedang stagnan, tidak ada proses pertumbuhan, hampa, terlalu biasa, penuh dengan rutinitas saja dan kehilangan arah juga gairah? Di dalam pikiran ingin melakukan banyak hal namun secara tindakan tidak ada semangat untuk merealisasikannya. Hari-hari berlalu dan keresahan itu semakin datang bertubi-tubi. Jika sudah begini, hal pertama yang bisa dilakukan adalah berdo'a memohon petunjuk Allah selanjutnya adalah mencari hidayah. Barangkali jawaban dari do'a kita ada dilembaran buku-buku yang belum sempat kita baca. Mungkin juga ada di ruang-ruang seminar atau majelis ilmu. Atau bisa jadi ia hadir dalam pertemuan dengan teman yang tidak disangka-sangka. Jika kita benar-benar menyerahkan diri untuk dibimbing oleh Allah dalam menjalani hidup, maka jangan ada harap pada makhlukNya. Jalani saja sekenario yang ada dan maknai setiap prosesnya. Pada akhirnya kita akan menemukan jawaban atas do'a yang kita panjatk

Visi Hidup Jilid 1

Bukan Sekedar Resolusi "Abis lulus mau ngapain?" Pertanyaan yang selalu menghantuiku pasca sidang skripsi terlaksana akhir desember 2019 kemarin. Menurut jadwal terdekat, insyaAllah wisuda terlaksana dibulan februari 2020. Tetapi pikiranku melesat jauh beberapa bulan setelah toga itu terpakai. Euforia kelulusan yang hanya sesaat membuatku sadar lebih dini bahwa setelahnya ada tanggung jawab baru yang harus aku jalani. Pertanyaan itu terus mengusikku hingga aku kembali mencari guru, menemui mentor, berdiskusi, bertanya pada orang terdekat dan terus berdo'a untuk meminta petunjuk pada Allah yang Maha Tau Segalanya. Teringat perjalanan impianku yang dimulai selepas baju putih abu itu terakhir dipakai. Impian sederhana yang lebih mirip kumpulan peran hidup yang akan aku jalani hingga maut menjemput. Mulai dari lulus Ujian Nasional di tahun 2013 hingga mati syahid fii sabilillah di bumi para syuhada, Palestina. Seketika hidup berubah. Allah memberi jalan atas impainku