Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Tulisanmu adalah Ujianmu

Tulisan ini terinspirasi dari cerita guru saya, Kak Archan. Beliau seorang penulis yang salah satu bukunya berjudul "Say No to Galau." Beliau pernah bercerita bahwa setelah menulis buku tersebut galaupun melanda seraya menguji tulisannya. Menguji konsistensi ungkapan nya. Alhamdulillah beliau bisa dengan baik mengatasinya. Semangat menulis yang membara, membuat kita kadang lupa bahwa tulisan ini adalah bagian dari tanggung jawab kita nanti di hadapanNya. Kata-kata yang terangkai indah sejatinya bukan hanya untuk menuai pujian semata melainkan untuk berbagai ilmu dengan sesama. "Aku adalah penulis buku amalanku sendiri." Setiap manusia adalah penulis. Penulis buku amalannya sendiri. Menulislah untuk mengikat ilmu tetapi amalkan dan bagikan kepada yg lainnya. Tanpa ada rasa menggurui hanya ingin terus belajar dan berbagi. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Seorang penulis yang mampu berbagi tulisan penuh makna ialah orang yang sering membaca da

HOW ARE YOU , NEGERIKU ?

Apakabar Indonesia Hari ini ? Pagi tadi saya mendapat informasi bahwa harga dollar telah mencapai 14.000rb. Lalu apa kabar negeri ini ? Harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Dari mulai harga daging sapi hingga harga cabai dan yang lainnya. Lalu apa kabar negeri ini esok dan seterusnya ? Bagaimana kita harus menyikapinya ? Apakah dengan menyalahkan pemimpin kita ? Atau mencari kambing hitamnya ? Tanpa memihak kubu manapun, saya sebagai penduduk negeri ini hanya ingin berbagi tulisan yang sederhana. Semoga bisa menjadi bahan introspeksi diri untukku dan untuk semua penduduk negeri. Banyak orang yang marah, kecewa, gundah, dan melampiaskannya dengan berbagai cara atas kabar indonesia hari ini. Lewat sosial media, lewat perbincangan orang-orang dan lain sebagainya. Yang pasti kata-kata yang terlontar bukan kata yang baik. Padahal kata-kata yang keluar dari mulut kita akan menghasilkan energi. Dalam hukum low of attraction, kita akan menarik hal hal apa saja yg kita inginkan, u

PUJIAN VS UJIAN

Antara Pujian dan Ujian Pernahkah kita mendapat pujian ? Bagaimana rasanya ? Pasti senang dan bahagia, kan ? Atau merasa lebih dihargai atas apa yang kita lakukan karena pujian tersebut ? Siapa yang tidak senang dipuji ? Mungkin hanya sedikit orang. Meski kadang ada yang merasa sungkan dan malu ketika mendapat pujian tetapi hatinya tanpa sadar pasti berbunga-bunga. "Wah hebat, anak mamah dapat nilai 100". "Wiiih keren banget kamu IP nya 4,00". "Waw.. dahsyat banget penampilannya tadi". "Hari ini ceria sekali". "MasyaAllah keren udah hafal Al-qur'an" "Wih cantik banget hari ini" "Waw tulisanmu bagus, puitis sekali" Setelah membaca beberapa contoh pujian diatas, adakah kebahagiaan mengusik relung jiwamu ? pasti ada. Tapi, kenapa ada orang yang menganggap pujian adalah ujian ? Padahal setiap orang senang dipuji. Bagi sebagian orang, pujian justru melemahkan diri. Menjadikan kita puas diri dan terlena. Membat

KEEP POSITIF FEELING

Gambar
Aktifkan Kekuatan Hatimu* Jiwa ini rindu akan ketenangan. Karena tak jarang ujian datang mengusiknya. Tapi dimana kita dapat menemukan ketenangan? Apakah di suatu tempat yang indah ? Apakah di suatu ruang yang kosong ? Apakah di suatu tempat yang penuh hiburan? Ketika hati sedang galau, dimanapun tempatnya akan jadi sama. Tanpa rasa. Kita tak bisa mencari ketenangan dimanapun. Kita takkan menemukannya. Karena ketenangan dan kedamaian ada saat kita mau membuka hati kita lebih lebar. Karena ketenangan muncul dari keikhlasan hati. Apapun masalah yang sedang kau hadapi, entah masalah kekasih yang terus menyakiti, atau kekecewaan yang tak terobati, atau bahkan penantian yang tak kunjung menghampiri. Jika kita mau mendengarkan hati, maka semua dapat dengan ikhlas kita jalani. Damai dan tenang akan hadir mengiringi. Setiap manusia pasti memiliki ujiannya masing-masing. Ukurannya tergantung kekuatannya. Yang pasti semua pasti ada solusinya. Kita hanya butuh ketenangan dalam menghada

R I N D U

Tentang Rindu Seorang teman bertanya tentang rindu. Mengapa ia ada dan timbul menghantui kita. Kadang rindu sulit kita gambarkan melalui kata. Hanya tindakan yang bisa menyampaikannya. Rasa rindu hadir begitu saja. Seiring berjalannya waktu yang meninggalkan kita semua. Rindu yang tersampaikan takkan bisa berkurang hanya akan semakin bertambah. Kita takkan bisa merindukan seseorang yang hanya muncul sesaat tanpa meninggalkan arti. Kita pasti merindukan seseorang yang meninggalkan jejak emosi dlm hidup kita. Meninggalkan memori kebahagiaan atau kesedihan. Dalam psikologi faal yg saya pelajari, emosi berkaitan dengan hippokampus. Artinya memori yang berkaitan dengan emosi akan mudah kita ingat. Dan akan muncul saat ada yang memicunya. Sama halnya dengan rasa rindu. Mungkin kita merindukan seseorang yang membahagiakan kita karena saat ini kita merasa kesepian. Atau  bahkan merinduka ia yang dulu mengecewakan kita karena saat ini kita ternyata bisa lebih baik tanpanya. Sampai

Penduduk Langit

Gambar
Kita Semua Penghuni Syurga* Musim panas : wah panas banget yah .. *sambil kipas2* Musim ujan : duh dingin banget ..enak nih kalau hibernasi *ngumpet di bawah selimut* Terus maunya musim apa dong ? panas ngeluh kepanasan.. Musim dingin/hujan ngeluh kedinginan.. Lalu seorang teman pun melontarkan sebuah kalimat yg membuat saya berpikir dan merenung. "Kita memang bukan penduduk asli bumi, kita penduduk surga " waw.. statment nya bikin saya merinding. Kalau saja kita menyadari kalau kita sebenarnya adalah penduduk syurga mungkin kita tidak akan membiarkan diri ini menjadi tak pantas menyadang predikat 'Penduduk Syurga'. Masa penduduk syurga suka lupa dengan beribadah ? pdhl kan itu kebutuhan kita. Masa penduduk syurga malah buat maksiat ? pdhl maksiat membuat kita jauh dr rmh kita. Hmm.. mungkin dari cerita ini kita bisa mengambil hikmahnya. Menanamkan pemahaman bahwa 'Kita adalah Penghuni syurga'. Jadi,yuk pantaskan diri agar kita bisa kembali ke tempat asal

Menunda Membunuhmu

Bismillah... "Sholatnya nanti dulu deh baru juga adzan." "Belajar nanti aja ah kalau udh masuk kuliah, masih sebulan lagi kan nanti keburu lupa." "Beresin rumahnya nanti aja, nanti juga kotor lagi. " "Ikut seminar pranikah ngapain sih nanti aja kalau udh deket-deket mau nikah." " Rajin sholat sunnahnya nanti aja menjelang UTS atau UAS" " Ngafal Qur'an nya nanti aja, sekarang sibuk kuliah dulu deh." Masih banyak lagi nanti-nanti yang lainnya. Menunda membunuhmu? ah masa ? Coba kita renungi, sudah berapa banyak kata nanti yang berubah menjadi kata andai. Apakah waktu selalu bisa diajak kompromi dengan kesibukan kita ? Apakah ketika kita bilang nanti, waktu akan seketika berhenti menunggu kita ? Tidak shob. Waktu terus beljalan. Bahkan berlari meninggalankan kita. Sudah berapa tahun usia kita saat ini ? Sudah berapa banyak karya yang kita hasilkan ? atau Sudah berapa banyak manfaat yang kita tebarkan ? Menunda artinya m

Kita Bukan Bangsa Plagiarisme

Gambar
Oleh Inggar Saputra Membaca kalimat seorang teman yang mengeluhkan tulisannya dibajak orang lain sungguh meninggalkan luka yang mendalam. Bagaimana tidak, ketika kecanggihan teknologi semakin menguat, kita masih harus dihadapkan masih adanya penulis tidak santun. Maksud santun di sini adalah masih adanya penulis yang menyadur karya orang dan mengganti dengan namanya. Istilah kerennya adalah plagiarisme. Budaya plagiarisme dalam dunia kepenulisan memang sudah berjalan cukup lama dan cukup merusak dunia kepenulisan di Indonesia. Beberapa waktu lalu kita pernah mendengar seorang dosen terkenal UGM yang menjiplak karya orang lain di sebuah media massa terkenal. Dampaknya fatal, publik membacanya dan menghukumnya sebagai akademisi murahan yang layak dicaci dan tukang contek yang tak bermoral. Merasa salah dan tak mau dibebani dosa mendalam sang dosen akhirnya meminta maaf. Dalam kesempatan itu, dirinya menegaskan ada ketidaksengajaan mencopas dalam tulisan yang memperbinca

Untukmu yang Tak Sadar Sedang Ditunggu

*Perbincangan gak penting antara dua ekor lebah* Ichi : Hachi, kamu lagi nunggu siapa ? Hachi : Nunggu.... Kamu. Ichi : Kamu siapa ? Hachi : kamudian hachi pergi~ Ichi : loh kok malah pergi ? Hachi : abis yg ditunggu pura-pura lupa kalau ada yg nunggu. -The end- Cerita diatas hanya fiksi, jika ada kesamaan nama dan kisah berarti kita bernasip sama. hehe *Menunggu & Ditunggu* Hidup kita penuh dengan penantian. Menunggu sebuah kepastian. Menunggu terwujudnya semua impian. Tanpa sadar hidup kita sepenuhnya adalah untuk menunggu. Ya, menunggu kehidupan yang lebih abadi. Mungkin banyak diantara kita merasa kesal jika harus menunggu. Misalnya : -Menunggu bus di jalan - Menunggu orang ketika janjian - Menunggu gajian - Menunggu jodoh datang - Menunggu dilamar - Menunggu ....... banyak lagi menunggu yang lainnya. Lantas, mengapa harus selalu menunggu ? Menunggu itu kan membosankan, menyita waktu , dan melelahkan. Siapa yang suka jika disuruh menunggu ? Apalagi menunggu sesuatu yang tidak

MY LIFE STORY

My Story About My HistoryTrip #Part1 " The Power Of Niat" Sampai saat ini saya masih belum percaya, saya akan menuliskan story about historytrip yang senin 27 Juli 2015 telah kami laksanakan. Tetapi puji syukur saya panjatkan atas izin Allah saya bisa melaksanakan perjalanan yang spektakuler tersebut. Cerita ini dimulai ketika guru kami , Kak Archan. Mengajak kami untuk melakukan perjalanan. Tetapi bukan hanya sekedar jalan-jalan saja menghabiskan waktu dan menikmati pemandangan alam, melainkan sambil mempelajari berbagai sejarah yang ada selama perjalanan. Pada tanggal 21 Juli 2015, tepat siang hari pukul 11:30 beliau memberikan pengumuman tentang rencana HistoryTrip tersebut : "Open HistoryTrip" Rencananya saya mau traveling sekalian napak tilas sejarah ke Gunung Munara, disana tempat lahirnya Prabu Siliwangi, tempat tirakatnya Sultan Hasanuddin banten, dan juga terdapat goa Soekarno krn beliau juga pernah tirakat disana. Ada juga tapak kaki Kabayan disa

Surat untuk Sahabat

Amazing FRIENDSHIP Sahabat ? apakah ia benar-benar nyata ? atau hanya hayalan dan impian semata ? Bahkan definisi sahabat bagaikan definisi malaikat, nyaris sempurna. Adakah sosok sahabat itu ? Sesosok manusia yang selalu ada dalam suka maupun duka. sesosok manusia yang menginspirasi dan memotivasi kita. sesosok manusia yang saling mengingatkan tentang kebaikan. sesosok manusia yang hadirnya selalu dirindukan dan takkan terlupakan. yang tetap saling mendoakan meski saat ini telah berbeda jalan. yang bisa sabagai penasehat dikala lupa dan tersesat. yang bercandanya itu sebagai obat ampuh penghilang duka. yang perhatiannya itu seperti ibu yang memperhatikan anaknya. dan masih banyak lagi yang lainnya. Apakah ada ? Hanya diri ini yg bisa menjawab nya. Kenapa kita sibuk mencari sahabat yang nyaris sempurna tadi ? Padahal kita bisa menjadi sahabat yang dicari tersebut. Untukmu, sahabatku. Terima kasih telah hadir dalam hidupku, telah berbagi cerita suka dan duka. Telah membagi tawa dan air

Fenomena LEFT GROUP versi Original.

Belakangan ini, sering terjadi peristiwa yang tidak mengenakkan dalam sebuah group. Ada beberapa teman yang tidak jarang left didalam sebuah grup. Fenomena ini terus terulang dan membuat saya bertanya mengapa bisa terjadi fenomena ini. Hingga akhirnya terinspirasi untuk menuangkannya dalam tulisan singkat ini. Selamat membaca :) Fenomena Left Group . "Ah bikin sakit hati nih omongannya, yaudalah gue left group aja" "Ya ampun..ini grup sepi amat. Buat apaan ada grup , yaudalah left grup aja" "Ih parah banget chat gue ga direspon tapo yang lain direspon, ah bt.yaudah left grup" "Ahhh berisik banget ini grup.. ganggu aja ah, bikin hp nge-hang aja ih. Mending chat nya penting. lalu ia.left grup" Dan masih banyak yang lainnya.. sob, kenapa sih mudah banget kita left grup? Mungkin menurut sebagian orang itu hal yang sederhana, hanya keluar dari suatu grup. Keluar dengan berbagai alasan yang sebenarnya hanya terlintas sebagai peluap emosi