Kaulah Pilihanku
Aku masih saja memendam rasa iri kepada sahabatku yang akan segera menikah dengan seorang pangeran tampan yang selama ini ia nantikan. Sementara aku, masih dalam masa kegalauan. Siath pa yang akan aku pilih? Apakah dia pilihan yang tepat? Aku takut jika ternyata aku tak sanggup membersamai segala kekurangannya dan aku lebih takut jika dia menyerah saat mengetahui berbagai macam kekuranganku. Satu hal yang menggoda pikiranku saat ini. Apakah suamiku kelak adalah pria tertampan yang pernah ada? kenapa kok standard penilaianku malah menjadi rendah begini? Hanya soal fisik yang bisa pudar sekejap saja masih dipermasalahkan? Seharusnya tidak. Ingatlah bahwa segala penciptaan dimuka bumi ini sudah menjadi ciptaan yang terbaik. Semua sudah sesuai kadarnya. Tidak lebih dan kurang. Saling melengkapi dengan kekurangan dan kelebihan. Maka bagaimanapun rupa suamiku kelak, ia adalah lelaki tertampan dimataku. Tak perlu aku meminta pengakuan orang-orang diseluruh dunia. Cukup aku