Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Menemukan Aku yang Baru

Setiap manusia tidak lepas dari ujian dalam hidupnya. Selagi di dunia, memang ujian adalah niscaya. Sebab darinya hidup kita akan menjadi lebih bermakna. Asal kita tau bagaimana cara dalam menghadapi setiap ujian yang menimpa.  Jalan hidup kita ibarat berjalan disebuah labirin. Bukan jalan yang lurus dan mulus untuk mencapai tujuan. Tetapi jalan yang penuh misteri dan kejutan. Kadang kita menemui jalan berliku, jalan memutar atau bahkan jalan buntu. Saat kita menemui jalan tersebut, kita akan merasa lelah. Seolah begitu rumitnya untuk sampai pada tujuan akhir kita.  Ujian hidup yang kita alami pun ibarat jalan berliku disebuah labirin. Saat kita menemui setiap ujian tersebut, kondisi kita pun akan merasakan kelelahan. Kondisi lelah yang kita alami termasuk dalam emosi negatif yang harus kita obati.  Namun jika kita mengabaikan emosi negatif yang ada dan berpura-pura bahagia atas setiap masalah yang kita terima, maka ternyata emosi itu tidak akan hilang tetapi justru semakin lam

Mencuci Masalah

Kegiatan beresin rumah adalah kegiatan sehari-hari kita. Paling hanya bisa kita lewati kalau kita lagi liburan aja. Itu pun gak lama-lama. Pasti aktivitas ini setiap hari kita lakukan. Menyapu dan mengepel lantai, mencuci dan melipat pakaian serta mencuci berbagai perkakas rumah. Aku orang yang suka merenungi setiap kejadian. Bahkan setiap bersih-bersih rumah pun aku sambil sibuk berdialog dengan pikiran. Diamku adalah tanda kalau pikiranku sedang asik berdiskusi. Menganalogikan sesuatu atau mengingat kembali nasihat guru. Aku dulu suka bertanya dalam diri sebuah pertanyaan yang bermula dari kata kenapa. Suatu ketika aku berpikir, "kenapa sih harus beberes, nyuci dan lainnya?" Bukan karena pengen ngeluh. Tetapi ada aja titik dimana untuk mengerjakan aktivitas beres-beres rumah terasa jenuh. Muncul pertanyaan itu sekaligus menjadi sebuah jalan untuk memaknai setiap kegiatan. Sehingga menjadi lebih bersemangat dan bahagia saat menjalaninya. Aktivitas beberes rumah yang

Mengingat Rasa yang Pernah Ada

Ada sebuah rasa yang begitu istimewa. Muncul dibulan yang mulia. Disaat rasa itu ada, nikmat terasa begitu dahsyat. Seolah tak ingin beranjak dan pergi dari waktu yang singkat. Rasa yang pernah ada ini membuat kita berubah menjadi sosok yang berbeda. Lebih sabar, taat, baik, suka berbagi, tak mudah mencaci, dan dekat dengan kalam Illahi. Rasa itu adalah rasa nikmatnya ibadah di bulan suci Ramadhan. Apakah kita masih mampu merasakannya saat ini? Setidaknya semangat untuk memperbaiki diri masih tersemat di dalam nurani. Meski tak semewah saat dibulan suci. Tetapi energi untuk melanjutkan ketaatan tak hilang atau pergi. Mari kita ingat lagi tujuan dari hadirnya bulan Ramadhan. Bukan hanya soalan perintah puasa yang menjadi kewajiban yang harus tertunaikan. Tetapi tujuan besar dari bulan suci ialah untuk menjadi sejatinya hamba dengan derajat terbaik yaitu taqwa. Maka waspadalah saat futur melanda setelah Ramadhan berlalu. Mari kita ingat lagi jejak ruhiyah dimasa terbaik itu. Jadika

Saat Waktu Berlalu Tanpa Arti

Seringkali kita kebingungan untuk mengatur waktu. Pikiran kita cepat sekali penuh. Tetapi pada kenyataannya tidak banyak aksi yang kita lakukan. Bahkan mungkin lebih banyak tidak melakukan apa-apa dan tidak produktif. Suatu hari kita pernah mengeluhkan kalau kita bosan karena terlalu banyak waktu rebahan. Lalu kita mencoba untuk mengambil beberapa peluang agenda yang bisa mengisi waktu luang. Satu persatu peluang diambil. Tanpa banyak pertimbangan dan cenderung ikut-ikutan. Lalu dihari berikutnya kita mengeluhkan semua pilihan yang diambil. Sepertinya jadwal kita berubah menjadi padat. Sampai-sampai belum dijalani semuanya, sudah pusing duluan memikirkannya. Lalu ingin mencari waktu rebahan yang dirindukan. Muncul pikiran untuk melarikan diri dari pilihan-pilihan yang sudah ditetapkan. Akhirnya kita kembali menjadi orang yang hilang kendali. Seperti pengangguran tetapi banyak acara yang dimiliki. Kita kembali sibuk menghabiskan waktu dengan apa-apa yang kita suka sebagai upaya p