Saat Waktu Berlalu Tanpa Arti


Seringkali kita kebingungan untuk mengatur waktu. Pikiran kita cepat sekali penuh. Tetapi pada kenyataannya tidak banyak aksi yang kita lakukan. Bahkan mungkin lebih banyak tidak melakukan apa-apa dan tidak produktif.

Suatu hari kita pernah mengeluhkan kalau kita bosan karena terlalu banyak waktu rebahan. Lalu kita mencoba untuk mengambil beberapa peluang agenda yang bisa mengisi waktu luang. Satu persatu peluang diambil. Tanpa banyak pertimbangan dan cenderung ikut-ikutan.

Lalu dihari berikutnya kita mengeluhkan semua pilihan yang diambil. Sepertinya jadwal kita berubah menjadi padat. Sampai-sampai belum dijalani semuanya, sudah pusing duluan memikirkannya. Lalu ingin mencari waktu rebahan yang dirindukan. Muncul pikiran untuk melarikan diri dari pilihan-pilihan yang sudah ditetapkan.

Akhirnya kita kembali menjadi orang yang hilang kendali. Seperti pengangguran tetapi banyak acara yang dimiliki. Kita kembali sibuk menghabiskan waktu dengan apa-apa yang kita suka sebagai upaya pelarian atas kepenatan hidup. Menjadikan pilihan yang semula kita ambil, menjadi beban pikiran saja. Jadwal yang padat pun hanya kembali jadi wacana.

Semua jadi berantakan lagi. Lebih parah dari kondisi awal sebelum menentukan pilihan untuk mengisi kekosongan waktu. Terus gimana? Apa lebih baik jadi pengangguran sejati aja tanpa berusaha mengisi waktu dengan kegiatan?

Oh.. Tentu tidak begitu. Kita hanya butuh menata lagi satu persatu agenda dengan menyertakan lagi prioritas hidup kita. Kita pasti punya banyak impian dan keinginan. Tetapi untuk mencapainya kita harus mulai melangkah pelan-pelan. Mengatur strategi dan rencana. Memikirkan tantangan apa saja yang nanti kita hadapi agar lebih siap saat menjalaninya.

Kita butuh mententukan prioritas hidup sebelum menentukan agenda yang kita pilih. Sebelum mengetahui apa prioritas kita maka kita perlu mengingat kembali visi misi hidup. Kita perlu ingat tujuan hidup supaya arah langkah kita jelas menuju kemana. Lalu kita akan tau peran apa saja akan kita jalani. Serta amanah apa saja yang datang menghampiri.

Liatlah kapasitas diri. Jujur melihat kelebihan dan kekurangan diri kita. Supaya bisa menggunakan kelebihan pada hal yang harus diperjuangkan. Serta waspada dengan kekurangan yang pasti akan menguji dan menjadi tantangan dari dalam diri.

Sudah bertahun-tahun kita hidup, pasti kita sudah tau beberapa pola kerja kita. Apakah bisa dalam sehari kita mengeluarkan energi untuk lebih dari dua atau tiga agenda? Atau kita hanya bisa optimal hanya dengan satu agenda saja setiap harinya? Cobalah kita tengok saat-saat dimana kita berhasil menyelesaikan tugas dengan baik dan sebaliknya.

Kalau mau berubah, jangan tergesa-gesa. Kita perlu memastikan arah, menata langkah dan bersabar dalam menaikkan porsi perubahan kita. Satu kegiatan tetapi totalitas, fokus, bertujuan dan menghasilkan manfaat itu lebih baik dari pada banyak kegiatan tetapi hanya lewat dipikiran lalu menghabiskan energi kita tanpa ada yang dihasilkan.

Antara fisik dan psikologis yang lebih mudah lelah itu psikologis. Maka jangan terburu-buru dalam mengambil peluang. Pastikan tujuannya jelas dan tempatkan skala prioritas.

Sehingga kita tau apa yang harus kita perjuangkan dengan penuh dan apa yang harus kita korbankan terlebih dahulu. Sebab waktu bukan hanya tentang durasi waktu yang bisa kita habisi. Tetapi waktu ialah amanah yang harus kita isi dengan semua aktifitas yang Allah Ridhoi.

Asrida Juliana
Inspirator Muslimah
Mujahidah Writer

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah