Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Hanya Sekedar Sapa

Oleh : Asrida Juliana Halo semua... Bagaimana kabarnya? Sehat lahir batin? Alhamdulillah... Semoga yang sedang diberi nikmat sakit bisa diberikan ketabahan dan digugurkan dosa-dosanya. Aamiin Tulisan ini mungkin hanya sekedar sapaan. Tetapi sebenarnya mengandung makna kepedulian. Aku peduli pada semua sahabatku yang masih berjuang hingga detik ini. Berjuang untuk terus meningkatkan amal ibadah dan kualitas diri. Ada yang di sekolah, kampus, kantor, bahkan rumah sendiri. Dimanapun adalah medan perjuangan untuk mengejar ridho illahi. Semoga semangat terus membara didalam hati. Tulisan ini memang hanya sekedar sapaan. Tetapi sebenarnya ingin menjadi pesan kebahagiaan, dengan menyelipkan doa-doa kebaikan. Untuk semua pejuang kehidupan, semoga niat karena Allah terus istiqomah tertanam didalam hati, menyertakan Allah disetiap langkah yang ditapaki, senantiasa berpikir positif atas segala takdirnya hari ini, dan melengkapi hari ini dengan keikhlasan hati. Tulisan ini hanya seke

Gagal Move-on

Oleh : Asrida Juliana Move on. Hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Meskipun mudah diucapkan. Tak ada yang suka dengan perubahan. Meskipun hal yang paling tetap adalah perubahan. Tetapi bagaimana harus merubah perasaan yang sudah terlalu lama bertahan. Mau atau tidak tetap harus berubah. Setidaknya belajar untuk menerima perubahan. Berubah untuk menjadi cuek dengan orang yang dulunya dipedulikan. Berubah untuk menjauh dengan orang yang dulunya dekat. Berubah menjadi biasa dengan orang yang dulunya istimewa. Memang rasanya sulit sekali karena perasaan ini tak cepat berpaling. Perasaan ini terlalu mudah untuk mengingat kembali kenangan yang telah terjadi dibandingkan untuk mengingat realita yang harus dihadapi. Move on itu ibarat membalikkan telapak tangan yang telah membatu. Bisa tetapi pasti ada bagian yang patah. Move on itu seperti mengambil duri diantara buah durian. Bisa tetapi pasti akan menyakitkan. Gagal move on adalah indikasi kesetiaan. Tetapi untuk sebuah hub

Jangan Hanya Sekedar Trend

Oleh : Asrida Juliana Semakin hari, tak jarang ku lihat perempuan berbusana muslimah, berkerudung lebar, bahkan bercadar. Kalau dulu mungkin yang berpenampilan syar'i bisa dihitung jari. Bahkan yang bercadar menjadi minoritas dan asing di negeri ini. Sebenarnya ini anugerah atau musibah? Jika ada saudariku yang mengenakan pakaian syar'i tetapi hanya sekedar mengikuti trend masa kini. Tak tau bagaimana bunyi perintah Allah didalam kitab suci. Tak mencari tahu bagaimana aturan berpenampilan syar'i yang sesuai ajaran Nabi saw. Aku jadi teringat sebuah pesan, dimana kita harus mencari ilmu lalu mengamalkannya. Sebab sebuah amalan yag berlandaskan dengan ilmu akan menjadikan amalan itu bernilai ibadah. Jika tak berilmu? Maka sia-sia. Duhai saudariku, tutuplah auratmu sesuai dengan Firman Allah ini : يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَ

Naskah & Nikah

Oleh : Asrida Juliana Sama-sama kebaikan. Sama-sama membahagiakan. Sama-sama harus disegerakan. Sama-sama harus dipersiapkan. Sama-sama harus diusahakan. Sama-sama butuh kemauan. Sama-sama butuh perjuangan. Sama-sama butuh pengorbanan. Sama-sama akan dipertanggung jawabkan. Sama-sama diniatkan Lillah. Nikah adalah salah satu takdir yang telah dituliskan oleh Sang Pencipta di dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuz). Lalu tugas kita hanyalah terus berikhtiar dengan mecari arti cinta yang hakiki. Sibuk dengan pembuktian cinta pada Illahi hingga nanti dibersamakan dengan seseorang yang dengan ketaatanya pada Allah dapat  menguatkan kita di dalam perjalanan menuju syurgaNya nanti. Nikah adalah sebuah ketetapan masa depan. Rahasia yang di nanti-nanti. Separuh agama yang harus dipenuhi. Sementara naskah adalah hal yang harusnya diupayakan penyelesaiannya. Karena kita tidak tahu, kapan maut menghampiri. Sempatkah kita untuk  menyelesaikan nahkah tulisan ini sebagai salah satu a

Hargai Walau Sekedar Nama

Oleh : Asrida Juliana Tulisan ini hanya ungkapan hati atas kepedulianku kepada sahabat-sahabat penulis diseluruh penjuru sosial media. Menulis itu memang terlihat mudah, hanya merangkai kata demi lalu jadilah sebuah tulisan yang indah dan bermakna. Tetapi, cobalah anda menulis. Tuangkan ide yang ada dipikiranmu saat ini. Bagaimana? Mudahkah? Ternyata tidak semudah yang dikira. Karena menulis membutuhkan proses latihan. Seni dalam menyampaikan ide lewat tulisan. Hingga nantinya kita bisa mendapatkan manfaat dari sebuah tulisan yang kita baca itu. Menulis juga butuh pengorbanan. Korban waktu, ide dan pikiran. Maka tak pantas jika kita mudah untuk merendahkan tulisan orang lain, sekalipun tulisannya hanya berisikan curhatan pribadi. Mungkin itulah cara dia untuk membuat para pembaca lebih peka terhadap kejadian sehari-hari. Karena setiap tulisan punya pembaca sendiri. Saat ini sudah sangat mudah untuk bisa mendapatkan berbagai macam tulisan, apalagi disosial media.  Karena hanya

Melemahkan vs Menguatkan

Oleh : Asrida Juliana Ada sesuatu yang sangat  melemahkan. Melemahkan hati dan juga pikiran. Tetapi malah dijadikan teman. Jika jauh rasanya sungguh kehilangan. Sehingga menjadi sesuatu yang tak bisa terlewatkan. Berlama-lama dengannya memang mengasikkan. Tapi tanpa sadar dapat menggerogoti iman. Membuat lalai dalam menjalankan amanah dan kewajiban. Ia mampu menghipnotis diri. Sampai tak peduli waktu yang kian pergi. Hingga membuat hidup menjadi singkat namun kurang manfaat. Yang melemahkan ternyata mampu membunuh secara perlahan. Hanya akan menyisakan penyesalan dimasa depan. Apakah yang melemahkan itu? Itulah handphone yang seringkali ada dalam genggaman. Fenomena yang sudah tak asing lagi jika semua orang saat ini sibuk berdua-duaan dengan handphone kesayangannya. Dijalan, di bus, di kereta, di kampus, di pasar, dimanapun selalu merasa membutuhkannya. Menjadi barang prioritas utama setiap hendak pergi kemana-mana. Jika tertinggal? Galaupun melanda. Padahal radias

KUA

Kuliah Untuk Allah (KUA) Oleh : Asrida Juliana Kuliah sudah menjadi rutinitas kita setiap hari. Sudah tak asing lagi untuk menginjakkan kaki di kampus, bersenang-senang dengan tugas, bermanja-mana di perpustakaan, bersenda gurau dengan teman-teman saat belajar kelompok, belajar dengan sistem SKS saat uts dan uas, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain rutinitas biasa, kuliah juga seperti jenjang kehidupan yang harus dilalui demi menggapai kesuksesan masa depan. Ya... itulah harapan sebagian orang untuk melanjutkan kuliah. Selain itu juga, kuliah menjadi ajang untuk berlomba-lomba mengejar gelar serta IPK setinggi-tingginya. Besar harapan setelahnya, kehidupan yang mapan dapat diraih dengan hanya sekali kedipan alias penuh dengan kemudahan. Tetapi ada dampak yang ditimbulkan ketika kuliah hanya dijadikan sebagai tujuan duniawi. Jangan heran, ada mahasiswa yang dengan mudahnya berbohong di kampus. Hadir di kelas hanya karena ingin memenuhi absen, mengerjakan tugas hanya dengan

Fenomena GRATIS

*GRATIS* "Wah ada seminar GRATIS, ikutan ah lumayan nambah ilmu dan irit kantong." "Wah ada kajian online GRATIS, langsung ah ikut aja biar banyak ilmu dan banyak teman." "Wah ada diskon, buy one get one FREE, serbuu." "Wah ada beasiswa kuliah nih. Asiiik kuliah GRATIS." "Asiiik ada wifi GRATIS, download dulu ah" "Alhamdulillah setiap hari gausah beli tabung oksigen, Allah masih ngasih GRATIS sekarang. " Dan masih banyak contoh gratisan yang lainnya. Hayo siapa yang gak suka kalau mendapatkan sesuatu yang menguntungkan secara cuma-cuma? Entah ilmu, uang, makanan, barang dan lain sebagainya. Yang gratis memang  terkadang menggoda hati. Sebab manusia secara otomatis cenderung selalu memikirkan untung dan rugi. Itu adalah sifat manusiawi, jadi ga usah gengsi untuk mengakui. Tapi apakah yang gratis ini benar-benar gratis? Apakah sesuatu yang kita dapatkan secara gratis ini sama sekali tak ada timbal baliknya?

Fenomena Left Grup Part 1

Fenomena LEFT GRUP Oleh : Asrida Juliana Belakangan ini, sering terjadi peristiwa yang tidak mengenakkan di dalam sebuah grup. Ada beberapa teman yang sering sekali left di dalam beberapa grup. Fenomena ini terus terulang dan membuat saya bertanya-tanya tentang apa penyebab  munculnya fenomena ini. Hingga akhirnya terinspirasi untuk menuangkannya dalam tulisan singkat ini. Selamat membaca :) _________________________________________ "Ah bikin sakit hati nih omongannya, yaudalah ah left grup aja" "Ya ampun... Ini grup sepi banget. Buat apaan ada grup , yaudalah left grup aja dah." "Ih parah banget chat saya gak direspon padahal yang lain direspon. Ah yaudah left grup aja." "Ahhh berisik banget ini grup. Ganggu aja ah, bikin hp nge-hang aja ih. Mending chat nya penting. Ga kuat liat notifikasinya sampe ribuan. Mending left grup aja deh." Dan masih banyak testimoni alasan untuk left grup yang lainnya.. Sob, kenapa sih kita mudah bang

Fenomena Left Grup Part 2

Dinamika Grup Oleh : Asrida Juliana Setelah fenomena left grup telah terbit. Maka kali ini saya ingin kembali menganalisis tentang dinamika sebuah grup. Dimana saat ini grup menjadi jalan pemersatu komunikasi meskipun bisa berdampak sebaliknya. Seiring perkembangan teknologi, maka grup menjadi solusi untuk menyatukan yang jauh tanpa perlu repot untuk menghampiri. Maka tak heran jika saat ini jumlah grup  semakin meningkat hingga tak pernah membiarkan handphone kita sepi. Bisa jadi ada grup alumni dari TK sampai sarjana. Grup keluarga untuk arisan, pengajian dan liburan bersama. Ada juga banyak grup dakwah, kajian serta pengingat kebaikan. Tak lupa setelah jalan-jalan biasanya ada grup yang awalnya untuk share foto namun lama-lama jadi makin akrab karena sebuah moment yang pernah dilewatkan bersama. Masih banyak lagi grup lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu jenisnya. Pahamilah, sebuah grup tercipta pasti awalnya karena ada satu kepentingan. Maka, fokuslah untuk

Latihan Berpikiran Positif (Husnuzhan)

"Cida, besok ketemuan yuk, kangen nih. Besok selesai kuliah jam berapa, cid?" " Jam satu. Ayo boleh, kita ke Kalibata aja sekalian sore aku mau ngajar." "Okedeh. Ketemu di stasiun pondok ranji ya. Jam setengah dua aku jalan dari kampus. " " Oke cid." ~~~~~~~~~~ Setelah beberapa lama menempuh perjalanan menuju stasiun, diluar estimasi ku. Ternyata perjalanan yang ku tempuh sangat lama karena sepanjang jalan angkot yang ku naiki sering sekali berhenti untuk menunggu penumpang. Karena aku sibuk dengan beberapa cemilan untuk mengganjal perutku di siang hari itu, akupun tak sempat untuk memegang handphone untuk sekedar memberikan kabar kepada temanku yang mungkin telah lama menunggu di stasiun. Aku hanya percaya ia masih setia menunggu. Akhirnya aku tiba distasiun. Saat tiba aku masuk ke dalam stasiun sambil berlari-lari kecil. Dan saat sampai ke dekat loket, aku sangat bahagia karena bisa melihat temanku yang masih menunggu disana. Dari ke