Fenomena Left Grup Part 2

Dinamika Grup

Oleh : Asrida Juliana

Setelah fenomena left grup telah terbit. Maka kali ini saya ingin kembali menganalisis tentang dinamika sebuah grup. Dimana saat ini grup menjadi jalan pemersatu komunikasi meskipun bisa berdampak sebaliknya.

Seiring perkembangan teknologi, maka grup menjadi solusi untuk menyatukan yang jauh tanpa perlu repot untuk menghampiri. Maka tak heran jika saat ini jumlah grup  semakin meningkat hingga tak pernah membiarkan handphone kita sepi.

Bisa jadi ada grup alumni dari TK sampai sarjana. Grup keluarga untuk arisan, pengajian dan liburan bersama. Ada juga banyak grup dakwah, kajian serta pengingat kebaikan. Tak lupa setelah jalan-jalan biasanya ada grup yang awalnya untuk share foto namun lama-lama jadi makin akrab karena sebuah moment yang pernah dilewatkan bersama.

Masih banyak lagi grup lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu jenisnya.

Pahamilah, sebuah grup tercipta pasti awalnya karena ada satu kepentingan. Maka, fokuslah untuk kepentingan tersebut. Setelah selesai jangan left grup tanpa permisi. Alangkah baiknya izin dan berpamitan kepada yang lainnya. Sehingga tak meninggalkan jejak prasangka kepada anggota yang tersisa.

Tetapi perlu diingat juga. Kita harus hati-hati saat berlama-lama di dalam sebuah grup yang sudah tak ada kepentingan yang ingin dituju. Sebab, aktivitas grup menjadi tak kondusif. Berpotensi obrolan kesia-siaan yang hanya akan menyita waktu dan melenakan. Meski dengan alasan untuk menjaga silaturahim tetapi pasti akhirnya akan hilang juga dimakan waktu. Ujung-ujungnya adalah semua akan left pada waktunya.

Ketika ada alasan untuk left saat grup terlalu ramai. Sementara kita tak akrab dengan anggota grup. Sehingga tak tau maksud topik pembahasannya. Alhasil, chat bisa menumpuk hingga ribuan. Semakin kesal karena tak mengerti apa yang dibahas. Mungkin sesekali mengintip keasyikan candaan yang lainnya. Bukan ikut bahagia malah membuat tak enak rasa. Maka muncullah keinginan untuk left. Merasa tak sepaham di grup.

Jika seperti ini kasusnya. Sebaiknya cobalah untuk adaptasi dengan anggota grup yang ada. Bagaimanapun gaya mereka yang awalnya membuat kesal di dada, jika kita bisa terlibat dalam percakapan maka takkan ada lagi perasaan bahwa obrolan seperti ini tidak penting. Justru setelah berhasil beradaptasi, maka obrolan apapun di grup menjadi menarik dan mudah untuk dipahami. Malah terkadang membuat tertawa sendiri. Hehe

Ngomong-ngomong soal dinamika grup. Tak ada keramaian dan kesepian yang abadi di dalam sebuah grup. Ada kalanya beberapa provokator muncul untuk meramaikan grup dikala yang lain bisa menyempatkan diri untuk muncul. Lalu topik yang di bahas sangat menarik. Hingga tak henti-hentinya saling balas membalas. Alhasil jadilah keramaian yang tiada tara.

Buat yang menjadi pembaca istiqomah alias silent reader. Pasti menjadi hal yang menyebalkan. Bisa membuat handphone error seketika karena over chat atau suara notifikasi yang berbunyi tak henti-hentinya.

Tetapi tenang...

Suatu saat kita akan merasakan rindu loh dengan keramaian grup ini nanti. Suatu saat kesibukan kita semakin meningkat. Sehingga tak bisa seramai dulu lagi. Mau nanya pun tak ada respon. Suatu saat topik pembahasan akan habis. Hingga sepi-pun melanda sebuah grup. Sampai nantinya akan mengira bahwa grup ini sudah tak ada penghuninya.

Haaah...
Namanya juga dinamika. Naik-turun. Jatuh-bagun. Ada-tiada. Bertemu-berpisah. Semuanya datang silih berganti.

Maka untuk para pembaca istiqomah yang saya hormati. Yuk beradaptasi dengan kondisi grup kita. Jangan tiba-tiba left karena kecewa. Meninggalkan misteri bagi penghuni yang lainnya. Mungkin sedikit sapa dan berbagi informasi bisa menambah keakraban dan mengurangi kesalah pahaman.

"Manfaatkan moment kebersamaan saat ini, karena tak ada yang abadi."
 -Inspirator Muslimah-

(Senin, 23 Mei 2016)
#FenomenaLeftGrupPart2
#KeluargaMMO
#PKWriterpreneur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Renungan Pranikah