Postingan

Mudah Menikah

Ada orang yang Allah mudahkan jalannya untuk menikah. Namun, ada pula orang yang harus menempuh berbagai jalan untuk bisa sampai pada takdir pernikahan. Keduanya sampai pada takdir yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Sebab ujian tiap orang itu berbeda. Sudah sesuai kadar kemampuannya.  Jikalau kamu adalah orang yang Allah mudahkan untuk menikah, bersyukurlah dengan takdirmu. Sebab tak semua penantian berujung temu. Serta tak semua proses ta'aruf lancar berlalu. Jika dimudahkan jalanNya, maka persembahkan ketaatan setelahnya. Ingatlah selalu bahwa pernikahanmu adalah ladang ibadah panjangmu. Pastikan langkahnya mendekat pada syurga selalu.  Serta teruntuk kamu yang masih sabar dalam ruang tunggu. Bersyukurlah selalu. Sebab Allah sedang menjagamu. Tak sembarang orang dibiarkan mendampingimu. Sebab kamu adalah aset Ummat yang harus dibersamakan dengan orang yang tepat. Maka menantilah dengan ketaatan. Kelak, dia yang Allah hadirkan untuk membersamai perjalananmu akan bersyukur

Isyarat Kehilangan

Pernahkah kamu secara tiba-tiba kehilangan benda yang sedang ingin kau gunakan? Bahkan benda yang sangat penting dan berharga. Sudah dicari kemana-mana tidak ketemu. Sampai bersu'udzon pada makhluk ghaib," Jangan-jangan ada hantu yang ngumpetin nih." hehe Setelah lelah mencari tetapi tak kunjung ketemu. Kamu memilih untuk membiarkannya. Berusaha mencari alternatif lain untuk bisa tetap menjalani kehidupan ini. Tetapi suatu saat, jauh setelah kamu merelakan kepergian benda tersebut, tanpa bermaksud hendak mencarinya justru kamu malah menemukannya. Disaat tak terduga, ditempat yang tak disangka-sangka. Antara bersyukur bercampur heran. Hati bergumam, " Kok bisa ada disini? Padahal udah di ikhlasin juga ini benda." "Giliran dicari malah gak nemu, giliran gak niat nyari malah ketemu. Gimana sih ini ya." lanjut pikirmu kembali. Kira-kira apa maksud kehilangan ini? Ternyata kalau kita berhusnuzan pada Allah, kita bisa menganalogikannya secara sederhana. Keti

Mengelola Perubahan

"Aku harus berubah!", teriak semua orang sehabis mengikuti seminar motivasi. Seraya semangat perubahan mencapai titik klimaks. Berapi-api dan menggebu-gebu. Tangan mengepal kuat, jantung berdetak cepat, serta mata menatap tajam. Tetapi, sayangnya itu hanya bertahan sepersekian jam setelah seminar berlangsung. Bahkan ketika sepulangnya ke rumah, niat berubah itu kian terkikis. Menatap kembali realitas dengan batas. Seraya impian yang tadi ditulis dikertas saat seminar berlangsung dengan mudahnya terhempas. Sampai ada yang menganggap kalau seminar motivasi dan sejenisnya menjadi tak berarti. Padahal, itu adalah pintu gerbang untuk membuka kesadaran diri. Membuka pikiran kita menuju perubahan yang lebih baik. Saya pun bisa berubah atas izin Allah bermula dari pertemuan saya dengan para motivator setiap menjelang Ujian Nasional. Kemudian, Allah mengirimkan seorang motivator bernama Ari Chandra Kurniawan atau dikenal dengan Ka Archan di sebuah buku yang ditulisnya hingga Allah tak

Tenang Ada Allah

Hidup yang diliputi ketenangan itu adalah dambaan setiap insan. Sebab ketenangan akan sepaket dengan perasaan senang. Namun, bagi diri yang hanya mengejar kesenangan semata, ketenangan itu belum tentu bisa hadir menyertainya.  Lalu bagaimana bisa tetap tenang ditengah ujian yang datang menghadang? Bukankah wajar bila resah-gelisah, gunda-gulana, galau dan risau menyapa hati yang sedang diuji?  Apakah ketenangan ini hanyalah ilusi? InsyaAllah tidak kawan, ketenangan bisa kita ikhtiarkan. Serumit apapun masalah yang hadir dalam hidup ini, Allah telah siapkan solusi terbaik agar diri kita tetap berada dalam ketenangan sejati.  Coba yuk kita renungkan surat Al Baqarah ayat 153, “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah SABAR dan SHOLAT sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."  Ketika masalah datang, Allah tidak menyuruh kita memikirkannya hingga penat. Allah hanya menyuruh kita untuk sabar dan sholat. Bahkan dengan keduanya Allah menjanjikan pertolongan

MENYESAL

Seketika jantung berhenti berdegup. Suasana ruang ikut meredup. Sekujur tubuh hilang rasa. Mulut terbungkam tak mampu lagi berbicara. Disaat itu ruh terpisah dari jasadnya. Mengakhiri perjalanan panjang dunia. Berganti ke alam akhirat yang abadi. Sekejap saja terasa bagai terbangun dari mimpi.  Dunia tempatku berpijak, terasa bagai tempat tinggal yang abadi. Sampai tiba disaat ajal menghampiri. Ternyata aku tak mampu kembali.  Dalam gelapnya kubur, aku berharap ada cahaya yang menerangi. Tapi bagaimana bisa aku berharap kabur yang terang lagi lapang jika semasa di dunia terlalu banyak dosa yang ku biarkan saja.  Aku menyesal karena telah abai dengan hidayahNya. Aku semakin lalai dan menjauh dari cahaya Illahi. Membunuh hati sebelum raga terkubur rapi. Melupakan arti dari hidup yang sejati. Aku menyesal karena waktu di dunia amal yang dikerjakan tidak sungguh-sungguh. Harta yang dimiliki tidak menjadi sedekah jariyah. Anak yang di amanahkan tidak dididik untuk menjadi anak yang shalih d

KECEWA

Darimana asalnya kecewa jika bukan dari hati yang mudah berharap. Memang dunia ini menawarkan banyak harapan yang menggiurkan hati. Seolah hidup abadi ialah harapan tertinggi.  Padahal mati itu pasti. Serta kekecewaan yang kita alami sudah pasti sebab kita berharap pada ketidakpastian. Sesuatu yang tak punya kekuatan apa-apa. Apalagi seorang makhluk yang tak luput dari salah dan dosa. Akui rasa kecewamu. Terima rasa sakitnya. Lalu lihat lagi lebih dalam. Setinggi apa harapanmu pada selain Rabb yang tidak pernah ingkar janji? Apakah harapan itu seperti bintang di langit nan tinggi?  Kapanpun bintang di langit akan jatuh juga. Seperti harapan kita pada selain Allah, pada waktunya akan sirna dan berujung kecewa. Tak perlu menyalahkan objek yang membuat kita kecewa. Sebab semua juga terjadi ketika Allah menghendaki.  Dari setiap rasa kecewa yang hinggap. Allah sedang mendidik hati kita agar kembali berharap hanya pada-Nya. Menempatkan segala aspek dunia sebagai perantara pertolongan-Nya. B

TRAUMA HEALING?

Mungkin terlalu dini jika kita memvonis diri kita sendiri dengan diagnosa trauma. Hingga istilah luka menjadi pengganti kata yang menggambarkan kondisi hati kita saat ini.  Serta healing adalah salah satu proses penyembuhan.Tidak mungkin ada proses kesembuhan jika tidak ada rasa sakit. Iya, saat ini kita sering kali merasa sakit.Walau bukan sakit fisik yang nampak pandangan mata.Tetapi sakit batin yang lebih dalam namun terasa dampaknya di hidup kita. Nampaknya semua orang ingin sejahtera batinnya.Hingga berlomba-lomba untuk menemukan formula yang tepat agar sampai pada titik lega dan hilang rasa sesak di dada.  Healing ada yang dengan curhat tak berjeda.Healing ada yang nulis untuk luapkan emosinya.Healing juga ada yang kabur ke tempat baru yang indah.Walau hanya melegakan sesaat.  Tapi healing bukanlah alat atau cara untuk lepas dari segala masalah.Healing ialah proses diri kita untuk menerima setiap rasa yang ada. Bukan meluapkan lalu melupakan.Tetapi menyadari,menghadapi,mengalirka

Syukuri Sibukmu

Kesibukan kita seringkali berujung keluh. Kita mengeluh atas habisnya waktu untuk menuntaskannya. Kita lelah atas setiap energi yang terkuras habis untuk menyelesaikannya. Sehingga sibuk menjadi alasan untuk lari dan mencari hiburan yang menyenagkan hati kita.  Tidak apa jika jeda itu untuk mengumpulkan energi agar kembali bersemangat melanjutkan perjuangan. Tidak apa jika hiburan itu hanya sesaat untuk menyegarkan pikiran dan hati yang mulai tak karuan. Tetapi, waspadalah jika jeda menjadi celah kelalaian.  Bukankah Kesibukan yang kita pilih atas dasar kesadaran diri? Bukankah kita tahu bahwa setiap pilihan selalu sepaket dengan konsekuensinya? Iya, tidak ada pilihan yang aman. Semua tetap mengandung ujian.  Kesibukan yang telah dipilih jangan sampai membuatmu kalah. Sebab nafsu sampai kapanpun jua tak pernah bersabahat dengan rasa lelah atas kesulitan. Nafsu hanya suka dengan zona nyaman yang melenakan.  Mari bersyukur atas nikmat kesibukan yang kita jalani saat ini. Bisa jadi semua