Mengelola Perubahan

"Aku harus berubah!", teriak semua orang sehabis mengikuti seminar motivasi. Seraya semangat perubahan mencapai titik klimaks. Berapi-api dan menggebu-gebu. Tangan mengepal kuat, jantung berdetak cepat, serta mata menatap tajam.

Tetapi, sayangnya itu hanya bertahan sepersekian jam setelah seminar berlangsung. Bahkan ketika sepulangnya ke rumah, niat berubah itu kian terkikis. Menatap kembali realitas dengan batas. Seraya impian yang tadi ditulis dikertas saat seminar berlangsung dengan mudahnya terhempas.

Sampai ada yang menganggap kalau seminar motivasi dan sejenisnya menjadi tak berarti. Padahal, itu adalah pintu gerbang untuk membuka kesadaran diri. Membuka pikiran kita menuju perubahan yang lebih baik.

Saya pun bisa berubah atas izin Allah bermula dari pertemuan saya dengan para motivator setiap menjelang Ujian Nasional.

Kemudian, Allah mengirimkan seorang motivator bernama Ari Chandra Kurniawan atau dikenal dengan Ka Archan di sebuah buku yang ditulisnya hingga Allah takdirkan saya untuk belajar langsung dengan beliau di Bintang Revolusi dan Prosperator. Hingga sampai saat ini saya masih terus berusaha berubah dan mewujudkan impian besar saya.  Alhamdulillah.

Justru hadirnya para motivator,inspirator dan guru ialah untuk membuka pintu gerbang perubahan. Sebab banyak orang yang hidupnya biasa saja dan bertahan menjadi biasa atau ada yang sampai menyusahkan orang lain. Maka, kesadaran untuk berubah itu sangat penting!

Tapi, setelah mendapat stimulus untuk berubah  tugas selanjutnya bukan lagi tugas para motivator di ruang seminar tadi. Sebab mereka hanyalah perantara Tuhan untuk menyadarkan kita akan tujuan hidup serta menguak kembali impian kita sehingga berubah bukan lagi sebuah pilihan tetapi keharusan!

Sejatinya motivator selanjutnya adalah diri kita sendiri. Sebab orang pertama yang akan merasakan manfaat akan perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah diri kita sendiri. Sehingga tugas kita setelah mendapat setruman motivasi untuk berubah adalah mengelola perubahan.

Bagaimana cara mengelola perubahan agar tetap konsisten?

Ternyata ada rumusnya. Ada ilmu dan triknya. Mau tau? Tapi habis ini kita praktikan yuk agar bermanfaat.

Oke, gini rumusnya :
C = D x V x F > R

C : Change
D : Dissatisfaction
V : Vission
F : First Step
R : Resistent

Rumus ini adalah sebuah pola perubahan yang di dapat dari teori Gleicher, Beckhard, Harris yang saya dapatkan dari materi Coaching bersama Pak Asep Haerul Ghani seorang psikolog, pakar hipnosis dan psikoterapis Indonesia.

Jadi, untuk mengelola perubahan ialah dengan menaikkan rasa ketidaknyamanan, menguatkan visi dan memantapkan langkah awal agar daya tolak terhadap perubahan bisa diminimalisir.

Coba kita renungkan, jangan-jangan kita menolak perubahan karena kita masih merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Alias terjebak dalam zona nyaman. Inilah yang membuat diri takut melangkah dan tidak ada energi untuk berubah.

Coba sekarang cari dan gali terus hal-hal apa saja yang membuat kita tidak nyaman sebanyak-banyaknya. Bukan untuk mengeluh ya tapi cari alasan yang kuat untuk bisa keluar dari zona ini. Semakin merasa tidak nyaman, maka semakin tinggi energi untuk berubah!

Selanjutnya tetapkan visi hidup. Bahasa lainnya adalah apa impian terbesarmu? Apa kontribusimu untuk sesama? Jejak kebaikan apa yang akan kamu tinggalkan semasa hidup?

Jadikan hidup yang sekali ini meninggalkan manfaat berkali-kali untuk sebanyak-banyaknya orang. Ya, minimal 1 juta orang. Sebab, sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi sesama.

Jadi, selanjutnya tentukan visi hidup beserta capaian-capaian misinya. Tak usah pedulikan orang lain yang akan menertawai visi besarmu. Semakin ditertawai artinya visimu semakin keren!

Tapi tetap pada koridor realistis ya. Sebab menghayal dengan menentukan visi itu beda. Kalau hayalan kita gak tau bagaimana langkah untuk mewujudkannya. Kalau menentukan visi, pasti disertai dengan misi-misi terencana yang bisa diusahakan. Meskipun jalan dariNya kadang sulit ditebak juga. Tapi yakinlah jika rencana kita tercapai berarti ini sesuai dengan rencana Tuhan. Kalau rencana kita tidak tercapai berarti ada rencana Tuhan yang lebih baik untuk kita. Bisa jadi itu adalah percepatan!

Tulislah visi dunia yang menyelematkan hingga akhirat. Misalkan niat kaya karena ingin sedekah lebih banyak. Niat jadi ilmuan karena ingin membangkitkan tradisi ilmu dan berkontribusi untuk Islam. Niat jadi politisi karena ingin membangun sistem yang islami. Begitu seterusnya. Sehingga sebesar apapun visi kita, tetap kita persembahkan segalanya pada Allah, Rabb yang menciptakan kita.

Terakhir, mantapkan langkah awal! Sebab langkah awal kita menentukan akhirnya. Kalau kita memulai perubahan tanpa keyakinan yang penuh untuk bisa berubah, langkah maju-mundur akan terus kita lakukan. Ini juga bisa menjadi penghambat perubahan.

Maka, mulai langkah awal dengan bismillah. Lalu sertakan do'a disetiap upaya yang kita lakukan. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Jangan kebanyakan mikir, karena visi misi kita tadi sudah kita tetapkan diawal. Sekarang waktunya melihat peluang dan melangkah maju!

Buka mata dan hati untuk melihat peluang yang Allah berikan sebagai jalan
untuk mewujudkan visi kita tadi. Mulailah sekarang dan tuntaskan sampai titik darah penghabisan. Fokus pada tujuan dan tetap berjuang!

Kalau semangat perubahan kembali turun, lakukan tiga hal tadi. Naikkan lagi ketidaknyamanan, kuatkan visi dan mulai!

Bismillahi tawakaltu 'alallah..

Semoga segala langkah perubahan yang kita upayakan ini diiringi dengan keridhoan Allah. Aamiin ya Rabb.

Asrida Juliana.
Jakarta, 29 September 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah