KECEWA

Darimana asalnya kecewa jika bukan dari hati yang mudah berharap. Memang dunia ini menawarkan banyak harapan yang menggiurkan hati. Seolah hidup abadi ialah harapan tertinggi. 


Padahal mati itu pasti. Serta kekecewaan yang kita alami sudah pasti sebab kita berharap pada ketidakpastian. Sesuatu yang tak punya kekuatan apa-apa. Apalagi seorang makhluk yang tak luput dari salah dan dosa.


Akui rasa kecewamu. Terima rasa sakitnya. Lalu lihat lagi lebih dalam. Setinggi apa harapanmu pada selain Rabb yang tidak pernah ingkar janji? Apakah harapan itu seperti bintang di langit nan tinggi? 


Kapanpun bintang di langit akan jatuh juga. Seperti harapan kita pada selain Allah, pada waktunya akan sirna dan berujung kecewa. Tak perlu menyalahkan objek yang membuat kita kecewa. Sebab semua juga terjadi ketika Allah menghendaki. 


Dari setiap rasa kecewa yang hinggap. Allah sedang mendidik hati kita agar kembali berharap hanya pada-Nya. Menempatkan segala aspek dunia sebagai perantara pertolongan-Nya. Bukan sebagai sebab kesuksesan dan bahagia.


Wahai hati, maafkan diri yang masih salah menempatkan rasa harap. Padahal rasa cinta, takut dan harap akan menjadi satu paket kekuatan jika disandarkan hanya pada Allah yang Maha Kuat. 


Maka turunkan harapanmu pada selain Allah. Cari dan mintalah Allah untuk menemani setiap perjalanan hidupmu. Hingga pada akhirnya pertemuan dan perpisahan di dunia ialah sebuah keniscayaan bukan kekecewaan. 


Semoga keabadian syurga menjadi harapan tertinggi yang kita kejar. Fokus pada Ridho Allah adalah sebaik-baik tujuan dan harapan. Yakin semua yang telah terjadi atas izin Allah untuk menjadikan hati hanya bergantung sepenuhnya pada Illahi Rabbi.


Asrida Juliana

Jakarta, 13 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah