Visi Hidup jilid 2

Muara Terakhirku

Pernahkah kita berada difase dimana merasa hidup sedang stagnan, tidak ada proses pertumbuhan, hampa, terlalu biasa, penuh dengan rutinitas saja dan kehilangan arah juga gairah? Di dalam pikiran ingin melakukan banyak hal namun secara tindakan tidak ada semangat untuk merealisasikannya.

Hari-hari berlalu dan keresahan itu semakin datang bertubi-tubi. Jika sudah begini, hal pertama yang bisa dilakukan adalah berdo'a memohon petunjuk Allah selanjutnya adalah mencari hidayah. Barangkali jawaban dari do'a kita ada dilembaran buku-buku yang belum sempat kita baca. Mungkin juga ada di ruang-ruang seminar atau majelis ilmu. Atau bisa jadi ia hadir dalam pertemuan dengan teman yang tidak disangka-sangka.

Jika kita benar-benar menyerahkan diri untuk dibimbing oleh Allah dalam menjalani hidup, maka jangan ada harap pada makhlukNya. Jalani saja sekenario yang ada dan maknai setiap prosesnya.

Pada akhirnya kita akan menemukan jawaban atas do'a yang kita panjatkan. Kita akan pahami alur hidup yang penuh dinamika ini. Ternyata semua penuh makna. Namun, untuk menjalani hidup kita tidak bisa hanya menunggu datangnya pertolongan Allah saja.

Seperti Bunda Hajar saja, beliau harus berikhtiar dulu berkali-kali berlari kecil dari bukit shafa dan marwah sampai akhirnya pertolongan Allah hadir di waktu yang tepat dan jarak yang dekat. Pun juga Nabi Musa as., beliau harus berlari dari kejaran Fir'aun sampai di tempat paling tersudut lalu pada akhirnya Allah hadirkan pertolongan pada waktu yang tepat dan dekat.

Jika kita hanya menjalani hidup tanpa punya tujuan akhir yang jelas, mungkin ikhtiar kita tidak akan bermuara pada akhir yang indah. Bahkan bisa jadi ikhtiar kita malah tidak sampai mendatangkan pertolongan Allah. Alhasil, hanya lelah dan mendapat hasil tak seberapa.

Sehingga dalam hidup, kita harus tetapkan visi. Muara akhir dari semua yang kita lakukan di dunia ini menuju kemana? Apakah hanya sampai pada puncak kepuasan dunia? Apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan aktualitasasi diri semata? Apakah hanya sampai pada kebahagiaan dunia yang sementara?

Mungkin untuk merenungi apa visi hidup kita, sejenak ingatlah kembali dua tujuan penciptaan manusia. Sebab tidak ada suatu ciptaan tanpa adanya tujuan. Lalu apa tujuan penciptaan kita? Kita diciptakan untuk beribadah dan menjalankan peran khalifah.

Hingga dengan dua tujuan penciptaan tersebut, semua manusia sudah seharusnya menyerahkan segala perangkat dirinya untuk mengabdi pada Allah. Bahkan segala perkataan dan perbuatannya harus dilakukan dalam rangka ibadah mengharap ridho Allah.

Lalu amanah kita sebagai khalifah, tentu sudah sepaket dengan potensi peran yang Allah titipkan pada setiap manusia. Setiap manusia itu spesial dan punya kekuatannya masing-masing. Tugas kita menemukan potensi diri dan jalankan peran untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk ummat. Sehingga dakwah ini harus ditembuh dengan sinergi dan ukhuwah.

Maka muara terakhir yang menjadi visi hidupku adalah mati syahid fii sabilllah dengan kondisi nafs muthmainnah. Hingga segala misi hidupku adalah upaya untuk mencapai syahid fii sabilillah. Berupaya istiqomah menjaga diri agar senantiasa siap menghadapi kematian terindah.

Asrida Juliana
Inspirator Muslimah
#MujahidahWriter #Day3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah