Menanam Pohon Terbaik

Bayangkan disaat kamu sedang kepanasan disiang bolong, bercucuran keringat karena panas yang menyengat serta lelah dan butuh berteduh. Lalu di ujung jalan kamu melihat sebuah pohon yang tinggi menjulang, akarnya kuat dan kokoh. Segeralah bergegas kamu menujunya dan melepas segala peluh yang kamu rasakan. 


Bagaimana rasanya menemukan pohon yang baik disaat yang tepat? Rasanya lebih dari nikmat. Kita pasti akan merasa selamat. Belum lagi jika pohon itu berbuah manis dan lebat. Sungguh, pohon itu semakin bertambah manfaat. Semakin menambah rasa syukur yang teramat sangat. 


Menurutmu, mana yang lebih beruntung? Yang mengambil manfaat dari pohon atau yang menanam pohon? Tentunya yang menanam pohon. Sebab setiap manfaat yang pohon berikan kepada orang disekitarnya, akan menjadi sedekah bagi yang menanamnya. Sekali menanam, mengalir terus pahalanya. Walau yang menanam sudah wafat. 


Di dalam Al-Qur'an, ternyata ada perumpamaan tentang pohon yang baik. Coba ceck Qur'an surat Ibrahim ayat 24 dan 25 yuk. 


"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (24) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(25) "


Mari kita tadabburi ayat di atas. Ternyata selain menanam pohon secara langsung bisa menjadi peluang sedekah jariyah, ternyata ada pula sedekah jariyah yang bisa kita upayakan yaitu dengan mengeluarkan kalimat yang baik dari lisan maupun tulisan kita. 


Kalimat yang baik itu berarti penting banget dalam hidup kita sepenting adanya pohon di bumi ini. Bayangkan kalau bumi gak ada pohonnya sama sekali? Hutan gundul aja bisa membawa bencana besar buat alam kita. Apalagi kalau seluruh bumi gundul. Mungkin itulah penggambaran akhir zaman nanti. 


Nah, kalau gitu kalimat yang baik ini perlu terus kita tanam dan lestarikan. Lewat lisan maupun tulisan yang terjaga. Sebab, setiap kata itu mengandung energi. Kata yang baik tentu energinya baik dan sebaliknya. Lalu efek dari kata yang baik adalah akan menjadikan orang yang mengucapkan dan mendengarkan ikut jadi baik. Sehingga semakin banyak orang baik di bumi ini. 


Ingat gak penggambaran suasana syurga di surat An-Naba ayat 35. "Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan dusta)."  Betapa ademnya ya syurga. Di dalamnya kita hanya bisa mendengar kalimat yang baik. Sebab orang baik pasti enggan mengeluarkan kalimat buruk. Maka mengeluarkan kalimat baik adalah upaya kita untuk memantaskan diri agar kita bisa pulang ke syurgaNya tertinggi.


Tetapi dalam hidup di dunia, kita masih akan menjumpai kalimat-kalimat yang tidak baik. Ibarat hutan, saat ini banyak penebangan liar. Muncul kata-kata negatif yang disamarkan maknanya agar diterima dan dianggap baik. Ini bukan hanya ditebang pohonnya melainkan dirusak tanah serta disebar luaskan hama. 


Pernah dengar sebuah nasihat untuk berkata baik atau diam? Iya mungkin dua pilihan ini adalah opsi yang bagus. Tetapi, jangan terus-menerus diam disaat kerusakan dan keburukan dihadapan kita. Sebab diam dihadapan kemungkaran adalah selemah-lemahnya iman. Mendiamkan kemungkaran pun efeknya akan membuat yang buruk jadi biasa. Kalau sudah terbiasa akan dianggap hal wajar dan biasa. 


Maka jadilah orang baik yang mau menanam kembali pohon yang baik. Jadilah orang baik yang berani menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kita butuh lebih banyak orang baik yang senantiasa berusaha terus menyerukan kalimat baik dari lisan dan tulisannya. Kita butuh sebanyak-banyaknya pohon kebaikan. Serta sebaik-baiknya kalimat ialah dzikrullah, kalimat yang mengingatkan kita pada Allah. 


Kita tidak pernah tau berapa saldo amal kita saat ini. Sebab diterima atau tidaknya amal, ialah rahasia Sang Khaliq. Tetapi, maksiat kita sudah pasti terhitung dosa. Sementara kita pun tidak tau pasti apakah taubat kita sudah diterima atau belum oleh Allah. Tersebab itulah kita harus curigai diri sendiri, khawatir jika saldo amal kita sedikit apalagi defisit.


Tidak ada yang bisa dilakulan selain terus berusaha untuk menanam sebanyak-banyaknya amal. Sebab kita tidak tahu amal mana yang terbaik disisi Allah. Jangan pernah remehkan kebaikan sekecil apapun, sebab Allah mencatat dan menilai mulai dari hal kecil seukuran biji zarrah. Serta jangan merasa sudah baik selepas melakukan amal-amal besar. Luruskan niat selalu karena Allah. Sebab setiap amal pun bisa dilakukan atas pertolongan Allah. 


Yuk kita mulai menanam pohon kebaikan setiap hari lewat lisan atau tulisan kita sehari-hari. Semoga Allah meridhoi setiap upaya kita dan menghadiahkan kita kebun yang besar di syurga. Aamiin ya Mujibassailin. 


Jadi, pohon kebaikan apa yang ingin kamu tanam hari ini?


Asrida Juliana

Penulis yang berbahagia

Jakarta, 8 September 2020



#MujahidahWriter

#InspiratorMuslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah