MENYESAL

Seketika jantung berhenti berdegup. Suasana ruang ikut meredup. Sekujur tubuh hilang rasa. Mulut terbungkam tak mampu lagi berbicara.


Disaat itu ruh terpisah dari jasadnya. Mengakhiri perjalanan panjang dunia. Berganti ke alam akhirat yang abadi. Sekejap saja terasa bagai terbangun dari mimpi. 


Dunia tempatku berpijak, terasa bagai tempat tinggal yang abadi. Sampai tiba disaat ajal menghampiri. Ternyata aku tak mampu kembali. 


Dalam gelapnya kubur, aku berharap ada cahaya yang menerangi. Tapi bagaimana bisa aku berharap kabur yang terang lagi lapang jika semasa di dunia terlalu banyak dosa yang ku biarkan saja. 


Aku menyesal karena telah abai dengan hidayahNya. Aku semakin lalai dan menjauh dari cahaya Illahi. Membunuh hati sebelum raga terkubur rapi. Melupakan arti dari hidup yang sejati.


Aku menyesal karena waktu di dunia amal yang dikerjakan tidak sungguh-sungguh. Harta yang dimiliki tidak menjadi sedekah jariyah. Anak yang di amanahkan tidak dididik untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah.


Aku menyesal tapi sesal yang tak bisa apa-apa lagi. Hanya menunggu waktu untuk diadili. Karena benar, semua perbuatan kita telah tercatat rapi. Tidak ada yang bisa ditutupi.


Wahai diri yang masih diberi jatah kehidupan. Kembalilah pada jalan yang lurus selagi nafas masih berhembus. Kembalilah pada cahaya-Nya sebelum diri semakin lemah sebab tersesat dalam gelapnya dosa dan maksiat.


Bersimpuhlah di atas sajadahmu, mengakui dosa dan kesalahanmu, berharap ampunan atas segala kekhilafan. Berdoa dan bermunajat pada Allah untuk diberikan ketaatan hingga akhir hayat nanti.


Sadari kembali hakikat hidup yang sebenarnya. Ingat kembali perjalanan panjang jiwa untuk bertemu Sang Maha Pencipta. Penuhi janji pada Rabbul Izzati untuk menjadi hamba Allah yang sejati.


Ingatlah bahwa Allah mencintai hamba yang senang bertaubat dan terus memperbaiki diri. Semoga hari ini menjadi titik balik kita untuk kembali pada jalan cintaNya. Kembali memulai perjuangan sebelum kembali kehadapan Illahi Rabbi. Semoga disaat hati tenang dan diridhoi.


Asrida Juliana

Jakarta, 14 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah