Hargai Walau Sekedar Nama

Oleh : Asrida Juliana

Tulisan ini hanya ungkapan hati atas kepedulianku kepada sahabat-sahabat penulis diseluruh penjuru sosial media.

Menulis itu memang terlihat mudah, hanya merangkai kata demi lalu jadilah sebuah tulisan yang indah dan bermakna. Tetapi, cobalah anda menulis. Tuangkan ide yang ada dipikiranmu saat ini.

Bagaimana? Mudahkah? Ternyata tidak semudah yang dikira. Karena menulis membutuhkan proses latihan. Seni dalam menyampaikan ide lewat tulisan. Hingga nantinya kita bisa mendapatkan manfaat dari sebuah tulisan yang kita baca itu.

Menulis juga butuh pengorbanan. Korban waktu, ide dan pikiran. Maka tak pantas jika kita mudah untuk merendahkan tulisan orang lain, sekalipun tulisannya hanya berisikan curhatan pribadi. Mungkin itulah cara dia untuk membuat para pembaca lebih peka terhadap kejadian sehari-hari. Karena setiap tulisan punya pembaca sendiri.

Saat ini sudah sangat mudah untuk bisa mendapatkan berbagai macam tulisan, apalagi disosial media.  Karena hanya tinggal 'copy' lalu 'paste' semua tulisan  dapat dengan mudah menjelajah keseluruhan penjelajah sosial media.

Entah sudah berapa banyak tulisan yang beredar, hingga tak jarang menumpuk dan saling menumpuk diberbagai grup. Entah dibaca atau tidak, tulisan yang ada justru seperti barang obralan saja. Hanya baca judulnya lalu tak disadari maknanya. Sungguh tragis para pembaca dunia maya.

Tetapi perlulah kita menyadari untuk mengapresiasi karya orang lain sekecil apapun. Tidak perlu tebar pujian yang palsu, tetapi dengan benar-benar membaca dan memaknai isi tulisannya. Setelah itu berbagilah jika tulisan itu memang bermanfaat untuk kita. Hingga tersebar luas kebermanfaatan bagi penulis dan pembaca.

Tetapi saya sedih, ketika ada saja oknum yang dengan mudahnya menghilangkan nama penulis yang jelas tertulis disebuah tulisan. Dan lebih sedih lagi, jika malah mengganti nama penulis aslinya.

Hargailah walau hanya sekedar nama. Bersyukurlah karena  masih ada penulis yang dengan senang hati berbagi tulisannya, tetapi malah dihilangkan jejaknya. Padahal  menulis adalah jejak yang berusaha ia tinggalkan, malah dihapus oleh oknum-oknum yang tak paham etika kepenulisan.

So, jadilah pembaca dan penulis yang bijak dan bertanggung jawab. Karena sekecil apapun hal yang kita lakukan akan ditanyakan olehNya.
(18 Mei 2016)
-Inspirator Muslimah-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah