Latihan Berpikiran Positif (Husnuzhan)



"Cida, besok ketemuan yuk, kangen nih. Besok selesai kuliah jam berapa, cid?"
" Jam satu. Ayo boleh, kita ke Kalibata aja sekalian sore aku mau ngajar."
"Okedeh. Ketemu di stasiun pondok ranji ya. Jam setengah dua aku jalan dari kampus. "
" Oke cid."

~~~~~~~~~~

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan menuju stasiun, diluar estimasi ku. Ternyata perjalanan yang ku tempuh sangat lama karena sepanjang jalan angkot yang ku naiki sering sekali berhenti untuk menunggu penumpang. Karena aku sibuk dengan beberapa cemilan untuk mengganjal perutku di siang hari itu, akupun tak sempat untuk memegang handphone untuk sekedar memberikan kabar kepada temanku yang mungkin telah lama menunggu di stasiun. Aku hanya percaya ia masih setia menunggu.

Akhirnya aku tiba distasiun. Saat tiba aku masuk ke dalam stasiun sambil berlari-lari kecil. Dan saat sampai ke dekat loket, aku sangat bahagia karena bisa melihat temanku yang masih menunggu disana. Dari kejauhan aku memberikan senyuman untuknya.Tetapi dia justru membalasku dengan sebuah ekspresi kegundahan. Karena ternyata dia hampir saja akan pergi meninggalkanku dan menghubungi teman yang lainnya. Ia meluapkan kekecewaannya kepadaku karena aku tak memberinya kabar. Pikirnya aku sudah pergi entah kemana dan meninggalkannya.

Kebahagiaanku bertemunya seketika berubah datar. Tetapi aku berusaha tetap tersenyum. Sedikit terlintas dipikiranku bahwa berarti dia belum mempecayaiku. Padahal diawal aku sudah memberikan kepastian bahwa aku menuju kesana. Entah apa yang aku hadapi dijalan aku pasti kesana. Jikalau tak jadipun aku pasti takkan membiarkannya menunggu dengan kesia-sian. Namun, aku belajar untuk tetap berpikiran positif. Dengan tetap mempertahankan senyum ku. Pikiran buruk yang muncul berusaha ku kendalikan.

Akhirnya kitapun berpisah distasiun. Dia bersama teman yang lain untuk pergi. Dan aku tetap pada kesendirian ku bersama hikmah yang muncul akibat pikiran positif yang berusaha aku latih.

~~~~~~~~~

Risau, gundah, bingung,  kesal, dan pasti ingin marah jika tak mendapatkan kabar dan kepastian. Berbagai macam prasangka mungkin bisa saja muncul seiring dengan suasana hati yang sedang terjadi.

Karena suasana hati negatif maka tak heran jika yang muncul adalah prasangka yang negatif pula. Namun, sebaliknya jika suasana hati positif maka akan muncul juga prasangka yang positif. Dan itu juga bersifat timbal balik. Hingga pikiran positif dapat membuat suasana hati menjadi lebih tenang dan baik.

Dari kejadian diatas, aku mencoba mengambil hikmahnya, yaitu :

*Percaya*

Mungkin selama ini kita telah mendeklarasikan bahwa kita percaya pada Nya. Tetapi saat diuji, kita tetap saja memaksakan kepastianNya segera. Contohnya soal jodoh.

Kapan sih dipertemukan dengan jodoh?
Siapa sih orangnya ?
Jangan-jangan si dia?

Hingga karena tak ada lagi sabar didada, maka jadi menduga-duga sesukanya. Padahal, Cukup jelas Allah memberikan kita keterangan diawal, bahkan dicatat didalam kitab lauh mahfuz, bukan hanya soal jodoh tetapi semua takdir yang tentunya baik untuk kita. Hanya tinggal tunggu waktu dan tempat yang tepat, semua akan terungkap.

Tetapi mungkin seringkali kita lupa. Sampai sebuah kejelasan menjadi ketidakpastian yang menyiksa. Allah meminta kita untuk sabar dan menjaga diri saja. Bukan untuk memaksakan takdir yg belum waktunya tiba.

Padahal Allah telah menyiapkan yang baik untuk kita kelak, tetapi kita justru memilih sendiri seseorang yang belum tentu baik untuk kita. Memangnya kita Maha Tau tentang hati manusia yang sebenarnya? Tidak. Allah yang lebih tau.

Maka silahkan kalau ingin memilih sendiri takdir yang menurut mu baik meskipun belum tentu menurut Allah jg baik.

Tetapi jangan salahkan Allah jika didepan sana ada ujian yang lebih besar menghadang. Kan itu pilihan mu sendiri.

Maka kalau mau selamat, sebaiknya kita selalu percaya pada janji Allah. Karena Allah tak pernah mengingkari janjiNya. Pasti akan lebih indah dari pada yang kita duga jika kita mau sabar menanti takdirNya.

Kepastian sudah Allah berikan, tinggal tunggu bagaimana caraNya disampaikan.

Teruslah berhusnuzhan pada Allah. :)

Asrida Juliana, 14 Mei 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah