Menemukan Aku yang Baru


Setiap manusia tidak lepas dari ujian dalam hidupnya. Selagi di dunia, memang ujian adalah niscaya. Sebab darinya hidup kita akan menjadi lebih bermakna. Asal kita tau bagaimana cara dalam menghadapi setiap ujian yang menimpa. 

Jalan hidup kita ibarat berjalan disebuah labirin. Bukan jalan yang lurus dan mulus untuk mencapai tujuan. Tetapi jalan yang penuh misteri dan kejutan. Kadang kita menemui jalan berliku, jalan memutar atau bahkan jalan buntu. Saat kita menemui jalan tersebut, kita akan merasa lelah. Seolah begitu rumitnya untuk sampai pada tujuan akhir kita. 

Ujian hidup yang kita alami pun ibarat jalan berliku disebuah labirin. Saat kita menemui setiap ujian tersebut, kondisi kita pun akan merasakan kelelahan. Kondisi lelah yang kita alami termasuk dalam emosi negatif yang harus kita obati. 

Namun jika kita mengabaikan emosi negatif yang ada dan berpura-pura bahagia atas setiap masalah yang kita terima, maka ternyata emosi itu tidak akan hilang tetapi justru semakin lama akan semakin membesar. 

Skala rasa sakit saat awal ujian itu datang misalnya hanya 10. Tetapu kalau terus dipendam dan dibiarkan, akan meningkat menjadi 100. Efek dari emosi negatif ini bisa melukai batin kita sehingga tanpa kita sadari suatu hari kita bisa menyakiti diri sendiri dan orang lain disekitar kita. 

Maka dari itu, kita perlu melakukan pembersihan hati agar ujian yang kita hadapi dapat terlewati dengan baik. Tidak terus menyalahkan diri atau keadaan sekitar atas setiap luka yang kita rasakan. 

Bagaimana cara untuk bisa menemukan jalan menuju hati yang jernih sehingga kita bisa melewati setiap ujian dengan elegan? 

1. Healing with Qur’an
Lakukan healing dengan kembali mendekat pada Al-Qur'an yang menjadi asy-syifa'. Mungkin banyak teknik healing yang ada, tetapi obat paling mujarab dalam mengobati hati yang terluka ialah dengan Al-Qur'an. Interaksi kita dengan Kalamullah ini mengandung obat. Bahkan obat untuk semua manusia tanpa terkecuali. Coba lihat surat Yunus ayat 57.

"Wahai manusia! Sungguh, pengajaran (Al-Qur'an) telah datang kepadamu dari Tuhanmu. Penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta Rahmat bagi orang beriman."

Allahuakbar! Bukan hanya Allah janjikan kesembuhan dari penyakit hati tetapi jika kita orang yang beriman, Allah kasih kita Rahmat dan petunjuk atas setiap ujian yang kita hadapi. Betapa sayangnya Allah kepada hambaNya. 

2. Bertaubatlah
Kenapa saat ditimpa ujian kita harus bertaubat? Apakah karena Allah sedang menghukum kita akibat dosa yang kita lakukan? Apakah ujian ini tanda bahwa Allah membenci kita? 

Bukan kawan. Makna taubat selain memohon ampunan Allah ialah upaya untuk memaafkan diri yang telah menganiaya dirinya sendiri. Bukankah Allah tidak pernah menimpakan musibah melainkan karena manusia yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya? Sementara Allah banyak mengampuni kita? Coba kita lihat lagi surat Asy-Syura ayat 30.

"Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu.)"

Apa aja sih contoh perbuatan yang termasuk menganiaya diri sendiri? Misalnya diri yang suka sombong, diri yang suka iri dengki, diri yang suka marah, diri yang berharap pada selain Allah dan lainnya. Pasti efek dari perbuatan dzalim kita pada diri sendiri adalah perasaan yang negatif. Sehingga energi kita pun jadi negatif.

Maka bertaubatlah dan akui dengan jujur apapun yang telah kita lakukan dihadapan Allah. Ceritakan pada Allah segala isi hati dan pikiran kita. Berdialog apa adanya kepada Allah secara eksklusif. Kalau masih belum terasa, bisa dituliskan disebuah kertas atau buku apa saja ungkapan hati kita pada Allah. 
 
Setelah emosi kita rilis maka percayalah bahwa selalu ada keberuntungan setelah musibah. Selalu ada hikmah setelah berlalunya masalah. Renungi dan rasakan setiap maksud baik yang Allah hadirkan lewat ujian hidup kita. 

Lalu syukuri dan nikmatilah kehidupan kita. Hitung setiap langkah perubahan diri yang telah diraih. Serta belajar untuk menyukai hal baik yang ada pada diri kita. Tulis jurnal syukur harian dan rasa kan betapa nikmatNya selalu lebih besar dari ujianNya. 

3. Menarik tiga energi.

Semua energy bersumber dari Allah. Tetapi Allah menggerakkan alam dan manusia untuk saling bersinergi. Maka selain memperbaiki hubungan kita dengan Allah, kita juga perlu memperbaiki hubungan dengan manusia dana lam. Sebab keduanya bisa menjadi perantara hadirnya energy dalam diri kita. 

Energi manusia kita dapatkan bisa melalui permintaan maaf kita kepada setiap orang yang pernah kita sakiti. Selain itu bisa juga dengan cara kita mendoakan kebaikan orang yang pernah menyakiti kita. 

Sementara energi alam bisa kita dapat dengan interaksi kita dengan alam. Merawat hewan, tumbuh-tumbuhan, melihat keindahan alam serta segala upaya untuk memakmurkan alam ini. Biasanya wisata alam selain untuk liburan, bisa juga kita manfaatkan sebagai sarana untuk mendapat energi baru. 

Itulah tiga ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk bisa mendapatkan kejernihan hati saat menghadapi ujian hidup. Semoga kita bisa keluar dari zona takut menuju zona belajar dan sampai pada zona bertumbuh. 

Bukan berarti saat sudah mencapai zona bertumbuh kita terlepas dari ujian. Ujian akan selalu menyapa, hanya saja saat kita sudah ada dizona tumbuh proses rilisnya akan lebih cepat karena fokus kita bukan lagi soal diri tetapi tentang bagaimana melanjutkan visi misi yang ada dalam hidup kita agar terus menjadi orang yang bermanfaat dan selamat dunia dan akhirat. 

Ujian yang bertingkat dan terus terulang, bisa jadi itu adalah kode dari Allah terhadap misi hidup kita. Jika kita berhasil melewatinya, kita bisa berbagi pengalaman agar orang lain bisa belajar dari setiap ujian yang kita alami dan menjadi jalan dakwah kita selama di bumi. 

Asrida Juliana. 
Jakarta, 14 Juli 2020.
(Sebuah resume dan insight dari kajian TERAS PPA bersama bunda Sofie Beatrix.) 
=======
#TERASPPA
#EOAGOLD
#THENEWME

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah