Kita Bukan Bangsa Plagiarisme

Oleh Inggar Saputra

Membaca kalimat seorang teman yang mengeluhkan tulisannya dibajak orang lain sungguh meninggalkan luka yang mendalam. Bagaimana tidak, ketika kecanggihan teknologi semakin menguat, kita masih harus dihadapkan masih adanya penulis tidak santun. Maksud santun di sini adalah masih adanya penulis yang menyadur karya orang dan mengganti dengan namanya. Istilah kerennya adalah plagiarisme.

Budaya plagiarisme dalam dunia kepenulisan memang sudah berjalan cukup lama dan cukup merusak dunia kepenulisan di Indonesia. Beberapa waktu lalu kita pernah mendengar seorang dosen terkenal UGM yang menjiplak karya orang lain di sebuah media massa terkenal. Dampaknya fatal, publik membacanya dan menghukumnya sebagai akademisi murahan yang layak dicaci dan tukang contek yang tak bermoral. Merasa salah dan tak mau dibebani dosa mendalam sang dosen akhirnya meminta maaf. Dalam kesempatan itu, dirinya menegaskan ada ketidaksengajaan mencopas dalam tulisan yang memperbincangkan pentingnya jaminan sosial untuk rakyat Indonesia itu.Tapi apa mau dikata, publil terlanjur menghukumnya dan semoga kasus ini menjadi pembelajaran buat semua pihak.

Secara umum plagiarisme mudah dinilai ketika dua buah tulisan memiliki isi 80% sama, ada penulis mengganti namanya pada sebuah tulisan orang lain kemudian menyebarkan atas nama pribadinya dan adanya jiplak karya tanpa menyebutkan nama pengarang aslinya. Budaya ini sangat merusak sehingga dalam dunia akademik hukuman penulis plagiat adalah dipecat dari kampus, sedangkan dalam konteks masyarakat luas pelaku plagiat harus meminta maaf kepada publik melalui media massa.

Mengapa melawan plagiarisme itu penting? Ini memang tak berkaitan dengan hukum formal sebab persoalan plagiarisme akan bersinggungan dengan etika seorang penulis. Sebab seorang penulis plagiat secara jelas melanggar etika dengan mengklaim sebuah tulisan, pandangan dan teori orang lain dengan mengatasnamakan dirinya. Jika sudah begitu kita layak bertanya dimana moral etikamu wahai penulis plagiat?

Posted on Whatsapp Group PKWritepreneur [20:27, 02/08/2015]

Oleh Inggar Saputra 👆buat sahabat di pkw (chida) yg tulisannya diklaim org lain tetap semangat menulis meski tulisannya diplagiat org lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah