Menyesal Sebelum Pulang

Dunia tempat singgah kita saat ini sedang dipenuhi dengan air mata kehilangan. Ditinggal atau meninggalkan, keduanya terasa begitu menyakitkan. Tetapi, pada akhirnya semua akan kembali kepada-Nya. Walau dengan durasi yang tak sama. 


Adakah yang merasa siap jika esok ketetapan itu tiba? Tentu malaikat pencabut nyawa hanya menjalankan tugasnya. Tak menunggu kita siap atau tidak untuk pulang. Jadwal kita sudah ditetapkan sebelum ruh kita ditiupkan. 


Apakah kita merasa aman dengan setiap amal perbuatan? Semua telah tercatat rapi di dalam kitab yang kelak bisa kita baca kembali. Bukan hanya untuk dikenang, melainkan untuk dipertanggung jawabkan. 


Siapa yang bisa menjamin segudang amal yang telah dikerjakan tercatat sebagai amal shalih yang diterima? Sementara dosa yang dilakukan terus bertambah memenuhi catatan amal perbuatan kita. 


Tetapi mengapa hati masih terasa sesak saat melakukan ketaatan dan hilang rasa takut saat melakukan kemaksiatan? Cobalah ingat kembali kapan terakhir hati kita dibersihkan? 


Kapan terakhir kali mengingat Allah dengan khusyu' yang sebenarnya? Dalam sholat yang disegerakan. Dalam ayat suci yang dilantunkan. Dalam hembusan nafas yang masih diberikan. Dalam kesunyian maupun keramaian. 


Kegundahan di dunia masih bisa kita obati dengan taubatan nasuha. Namun penyesalan di akhirat, tak ada lagi obatnya. Maka kembalilah sebelum pintu kembali itu sudah tertutup selamanya. 


Berhenti menjauh dari fitrah kita. Sadarlah bahwa dekat dengan Rabb Pencipta Alam Semesta adalah kebutuhan dasar setiap manusia. 


Asrida Juliana

Penulis yang Berbahagia

Jakarta, 12 Juli 2021.

#MujahidahWriter #InspiratorMuslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah