Berdo'a dengan Rasa

Kita seringkali melafazkan do'a lewat kata. Bahkan saking terbiasanya kecepatan do'a bisa melebihi kecepatan kereta lintas kota. Mungkin saking hafalnya, sudah lancar tanpa mengeja. Namun, apakah setiap doa yang terucap dari lisan ini terasa juga sampai ke hati? Sayangnya doa-doa kita hampa, tanpa rasa. 


Padahal, berdo'a bukan hanya menyampaikan kemauan. Ialah wujud dari penghambaan kita pada Dzat yang Maha Segala. Rasa yang semestinya hadir, bukanlah rasa biasa. Melainkan rasa butuh, harap dan bergantung penuh pada sang Maha Kuasa. 


Jika do'a hanya kita lantunkan lewat lisan saja, bagaimana orang yang tidak bisa berbicara? Bukankah mereka juga bisa berdo'a? Iya, mereka berdo'a dengan hatinya. Sungguh, Allah Maha Mendengar dan Maha Tahu segala isi hati.


Berdo'alah dengan kesadaran diri. Munculkan rasa harap pada Allah agar segala permohonan ini benar-benar tulus dari hati. Bukan hanya karena ingin segera dikabulkan. Melainkan berharap mendapat pertolongan.


Allah lebih dekat dari urat nadi. JanjiNya adalah pasti. Setiap do'a akan melambung tinggi. Tetapi wujud pengabulannya yang menjadi misteri. Sesuai yang dikehendaki, ditunda sampai waktu yang terbaik atau diganti dengan yang lebih baik. 


Berdo'a tak pernah mengecewakan. Tetapi bersabarlah dalam perjalanan menuju pengabulan. Jika kita berdo'a dengan penuh yakin, pastilah Allah akan memberikan lebih dari sekedar yang kita ingin. 


Jika do'a hanya sekedar ucapan tanpa rasa, bagaimana kita tau do'a kita terkabul jika kita saja lupa apa yang pernah diminta. Maka berdoalah dengan rasa. Berharaplah untuk bisa menggapai asa, Jannatul firdausi 'ala. 


Asrida Juliana

Jakarta, 23 November 2020

NB : Direvisi dari naskah yang diendapkan dalam note hp sejak tanggal 23 April 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah