Melepas Sebelum Memiliki

Pernahkah kamu merasa kehilangan? Entah barang ataupun seseorang. Bagaimana rasanya? Mungkin sedih dan kecewa mendera. Iya, aku tau rasanya. Sebab aku pun sedang merasakannya. 


Tidak mudah memang melepaskan sesuatu yang telah melekat di hati. Bertambah berat jika sesuatu itu yang telah kita yakini sebagai milik kita tetapi harus kita relakan untuk orang lain. 


Disaat perasaan sedih dan kecewa berkecamuk di dalam dada. Aku hampir menolak rasa sakit itu ada. Pernah dalam sehari saja aku bohongi diri bahwa aku tak apa-apa. Tetapi selepas itu, rasa sesak hadir tak diminta. Seperti mimpi buruk yang mengintai di malam hari tanpa kuduga. Emosi yang kupendam, membuncah dengan hebatnya. 


Lalu aku utarakan di dalam sunyinya malam, bahwa aku sedih dan kecewa. Aku telah merasa memiliki padahal takdir tak berkata sama. Aku menangis sambil berusaha meyakinkan Sang Pemilik hati, bahwa aku terlalu percaya bahwa keyakinanku ini yang terbaik. Aku masih belum terima sepenuhnya keputusan Sang Khalik. 


Aku biarkan diriku mengekspresikan luka. Sampai air mata membanjiri wajah yang sudah sangat lelah memendam rasa. Selepas itu aku pun merasa lega. Lalu berusaha mengambil hikmah dengan pikiran yang lebih jernih dan emosi yang mulai stabil. 


Ternyata, beratnya menerima kenyataan akan rasa kehilangan itu bisa terjadi saat kita telah merasa memiliki sepenuhnya. Padahal, hakikatnya kita tidak pernah memiliki apa-apa di dunia ini. Semuanya milik Sang Khalik. 


Diri ini pun sepenuhnya hanya titipan, bukan kepemilikan. Jikalau suatu saat Allah ambil, tak bisa kita tahan. Yang Maha Memiliki lebih berhak menguasai yang dimiliki. Apalagi segala sesuatu di luar diri. Murni, semua punya Allah. Kita hanya diberi kepercayaan untuk menjaga bukan menggenggamnya. 


Maka sebelum kembali terluka atas sebuah kehilangan, mari kita lepaskan rasa kepemilikan atas apapun di dunia. Sejatinya segala nikmat yang Allah beri, ialah tanda bahwa hanya kapada Allah muara segala puji. Kepunyaan Allah segala isi bumi. Serta ada dalam genggamanNya segala isi hati. 


Serahkanlah, lepaskanlah, seluruhnya pada Allah. Apa-apa yang kita pakai saat ini adalah kepunyaan Allah. Kita boleh menggunakannya untuk beribadah dan menunaikan amanah Illahi. 


Asrida Juliana. 

Selasa, 15 September 2020

#Mujahidahwriter #Inspiratormuslimah

Komentar

  1. Alaa inna lillaahi man fis samaawaati wa man fil ardh.

    Yakinlah Kak, bahwa segala sesuatu yang ditinggalkan karena-Nya pasti akan diganti dengan yang semisal atau yang jauh lebih baik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah