Teladan Cinta

Setiap ujian cinta pasti ada teladannya. Jikalau rasa itu hadir dari seorang perempuan berhati lembut terhadap seorang laki-laki berperangai indah. Barangkali kita bisa belajar dari kisah Nabi Yusuf as dan Siti Zulaikha.

Betapa besar rasa cinta Zulaikha pada Yusuf, ternyata mampu menembus batas sadarnya seketika. Membuatnya hilang arah. Hingga tak kuasa menahan segala rasa yang ada.

Ia hampir terperangkap cinta buta. Ia hampir mengikuti hawa nafsunya. Tetapi, atas perlindungan Allah ia pun selamat. Nabi Yusuf, masih mampu pertahankan imannya.

Hanya pada Allah keduanya berserah. Hanya kepada Allah rasa cinta ini dikembalikan. Serta hanya untukNya segala pengrobanan harus dilakukan.

Saat pertolongan Allah menjadi penjaga diantara keduanya. Hidayah pun hadir. Pilihannya ialah melepas, bukan memaksakan takdir. Sebab terlalu menyakitkan jika harus mengejar bayangan. Hanya akan menyisakan tangis tanpa ada pertemuan yang diidamkan.

Zulaikha pun tak bisa sepenuhnya menyalahi rasa yang hadir. Ia akui dan terima bahwa keindahan Nabi Yusuf sungguhlah mempesona. Hingga seluruh perempuan lain pun ikut mengakuinya. Mereka tepana melihatnya. Hingga tak mampu merasakan luka yang sedang mereka rasa.

Berat pastinya untuk menahan rasa. Tetapi jikalau Allah yang menjadi penguat, semua akan dimampukanNya. Sungguh, sekenario Allah tak pernah mengecewakan hambaNya. Namun sabar adalah wujud pembuktian cinta yang sebenarnya.

Sabar ialah kata kerja. Sabar bukan berarti diam dan meratapi rasa sakit yang dibalut luka. Bukan pula sabar dalam menantinya. Tetapi sabar dalam menjauhi segala bentuk maksiat juga sabar dalam menjaga taat.

Ujian cinta bagi perempuan sungguhlah niscaya. Agar kelak cinta yang ia berikan bukan hanya karena rasa yang sementara. Melainkan atas dasar cinta pada Illahi yang menuntunnya untuk menjaga cinta suci. Hingga ia mampu mencintai Allah seutuhnya dan mencintai apa-apa yang Allah cinta.

Jika kita sedang merasakan cinta seperti halnya Zulaikha. Maka tenangkanlah hati. Luruskan lagi niat. Buktikan bahwa cinta ini hanya boleh kita izinkan hadir untuk Allah serta segala yang Allah ridhoi.

Sungguh, cinta seorang perempuan begitu mulia. Jagalah agar tak mudah jatuh pada hati yang tak mampu menjaga. Semoga kita mampu mengolah rasa agar tak mencintai makhlukNya melebihi rasa cinta kita pada Sang Maha Pencipta.


Sahabatmu,

Asrida Juliana.
Jakarta, 10 Juni 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah