Menjadi Mujahidah Writer

Aku bukan seorang mentor menulis. Bukan pula orang yang sudah lama menggeluti bidang kepenulisan. Aku hanyalah seorang perempuan  yang jatuh cinta dengan menulis. Bahkan dulu pernah Allah izinkan mendapat hidayah dari sebuah tulisan.

Selama perjalananku mengenal diri, aku menemukan banyak wadah kebaikan. Aku ikut berbagai komunitas kebaikan salah satunya komunitas menulis. Disanalah aku pertama kali belajar untuk berani menyusun kata demi kata. Merangkai kalimat demi kalimat. Menyusunnya menjadi sebuah paragraf utuh.

Hampir setiap hari aku merenungi tentang dinamika kehidupan. Ternyata banyak hikmah yang bisa aku tuliskan. Sampai tak terasa ternyata semakin aku sering menulis hikmah, maka semakin aku banyak belajar.

Aku adalah penulis yang berbahagia. Aku bahagia ketika Allah memberiku hidayah untuk bisa menangkap hikmah. Aku bahagia saat tulisanku bisa menjadi pengingat dan penguat diri. Aku pun bahagia saat orang lain juga ikut mengambil manfaat dari setiap tulisan sedernana.

Namun, seiring berjalannya waktu. Teman menulisku pergi. Komunitas menulis yang dulu menjadi tempatku berbagi sudah berkurang semangatnya. Sampai aku ikut terpengaruh dan perlahan menjauh dari kebiasaan menulis.

Hampir 2 tahun aku sudah jarang sekali menulis. Ternyata efeknya banyak sekali. Aku jadi kurang pandai merenung dan mengambil hikmah, kurang stabil emosinya, kurang bisa mengingatkan diri dan kehilangan peluang amal.

Selepas menerbitkan buku solo pribadiku, semestinya aku semakin giat menulis. Tetapi, ternyata aku tidak bisa menulis sendirian. Aku butuh mendapatkan lagi teman-teman seperjuangan.

Akhirnya berbagai kelas nulis aku kembali ikuti. Tetapi teman nulis tak kunjung aku dapatkan. Ternyata mencari lingkungan yang sevisi dan sefrekuensi itu tidak mudah. Menyatukan hati tiap insan untuk bersama mencapai satu tujuan itu perlu dengan serius meminta.

Maka aku meminta pada Allah agar diberikan teman menulis yang satu visi. Aku minta didekatkan dengan orang-orang baik yang punya semangat belajar yang tinggi untuk menyebarkan kebaikan lewat tulisan.

Akhirnya atas izin Allah, aku kembali menghidupkan sebuah wadah menulis. Namanya mujahidah writer. Mujahidah artinya pejuang perempuan. Harapku agar aku bisa menjadi salah satu pejuang dakwah lewat kepenulisan. Aku ingin tulisan ini menjadi jalan untuk menjemput syahid. Tapi aku tidak ingin berjuang sendirian. Maka aku mengajak para perempuan lain yang punya niat yang sama.

Menulis itu tidak mudah. Aku pernah merasakan saat tidak satu kata pun mampu aku tuliskan. Tetapi, saat niat menulis ini kita tujukan untuk kebaikan. Serta berharap Allah meridhoi setiap usaha kebaikan ini. Maka ternyata Allah yang memampukan dan memberi kemudahan.

Semoga mujahidah writer benar-benar bisa menjadi mujahidah fii sabilillah. Bersama meraih ridho Allah. Bersama menjadi pejuang Allah. Hingga kelak, kita saling berpelukan di JannahNya yang indah.

Aku bersyukur setiap membaca tulisan-tulisanmu sahabat. Teruslah menulis sahabat-sahabatku. Disini kita tidak sedang bersaing untuk mendapat penilaian baiknya manusia terhadap tulisan kita. Disini tugas kita hanya terus menuliskan kebaikan sampai kebaikan itu merasuk dan menjadi bagian dari diri kita.

Teruslah menulis kebaikan seiring dalam proses perbaikan. Tulisan kita adalah pengingat diri. Barangkali dengannya Allah izinkan juga menjadi perantara hidayah kepada hamba yang Allah cintai.

Asrida Juliana
Inspirator Muslimah
Founder Mujahidah Writer

Komentar

  1. Maa syaa Allah...���� semoga bisa saling menyemangati dan menginspirasi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah