Kepada Putra-putriku [Book Review]

Review Buku Bersama Mahjarbook club

Judul : Kepada Putra-putriku
Penulis : Ali Atthonthowi
Penerbit : Gema Insani Press
Tahun : 1987
Jumlah hlm : 48 hlm
Penulis review : Asrida Juliana

Sesuai tahunnya, buku ini sudah lama ditulis dan diterbitkan. Saya kira bakalan bosen atau gak sesuai dengan fenomena saat ini. Tetapi ternyata saya salah. Selepas menyelesaikan buku ini, air mata saya tetap saja mengalir. Terasa dekat dan lekat nasihat seorang ayah dalam buku ini. Ditulis apa adanya dan penuh makna.

Seorang ayah berusia setengah abad alias 50-an tahun yang menulis buku ini. Persis dengan usia ayah saya saat ini. Isinya seperti surat untuk anaknya. Ada 2 bagian, satu khusus untuk anak perempuan alias putri dan satu lagi untuk anak laki-laki alias putra. Penulis mempu membahasakan tulisan sesuai dengan bahasa khusus perempuan dan laki-laki.

Nasihat sederhana tapi penting sekali disampaikan oleh orang tua terutama ayah sebagai panutan dalam keluarga. Nasihatnya tentang bahaya serangan syahwat untuk putra dan putrinya.

Nasihat terkhusus putri berisi tentang bagaimana semestinya perempuan harus menguatkan benteng pertahaan diri terutama hati. Biasanya perempuan sering teriak minta tolong dan merasa menjadibkorban atas perbuatan zina atau pelecehan seksual. Padahal sebenarnya perempuan adalah kunci pertahanan terakhir agar tidak terjadi hal tersebut.

Perempuan harus berani tegas menolak bujuk rayuan laki-laki yang tidak jantan. Sebab kita harus menjaga kehormatan dan harga diri. Sebelum tegas kepada laki-laki maka kita harus bisa tegas mengurus perasaan kita sendiri.

Bukankah semua perempuan punya mimpi yang sama untuk membangun keluarga yang bahagia dunia akhirat? Kuncinya adalah jaga diri. Karena laki-laki baik akan datang dengan cara yang baik kepada perempuan yang terus berupaya untuk menjadi baik.

Bagian kedua, nasihat untuk putra. Benar-benar soalan kelaki-lakian. Gejolak syahwat yang menggusarkan pikiran. Keresahan yang menuntut untuk disalurkan. Laki-laki juga sama beratnya untuk menjaga syahwatnya terutama soal pikiran dan pandangan.

Memiliki dorongan seksual adalah hal yang normal selepas baligh. Tetapi kemana energi ini disalurkan yang menjadi pilihan untuk para laki-laki. Inilah bentuk pertanggungjawabannya. Kalau sampai disalurkan dengan cara yang hina, maka rusaklah generasi. Tetapi jika disalurkan dengan tuntunan syari'at, lahirlah pemuda yang menjadi pemimpin sejati.

Solusi dari gejolak syahwat laki-laki adalah menikah. Tidak ada jalan lain yang mampu menyelamatkannya. Tetapi, tenang. Selagi belum siap menikah laki-laki bisa mengalihkan energinya untuk melakukan berbagai kegiatan positif yang menyibukkan dirinya, membuat lelah fisiknya dan menjadikan energinya untuk menciptakan karya-karya bermanfaat. Tapi memang harus punya pertahanan diri lahir dan batin.

Coba deh baca sendiri bukunya. Rasain betapa powerfullnya nasihat seorang ayah. Semoga bisa menjadi nasihat untuk kita sebagai putra dan putri. Bisa juga menjadi inspirasi untuk ayah dan bunda dan untuk menuliskan nasihat kepada anak-anaknya tercinta.

 Semangat membaca!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah