Memilih Zona Aman



@asridachida

Aku pernah menulis tentang bahayanya jika kita terlalu lama berada di zona aman. Sebab, zona aman membuat kita menjadi penikmat rasa nyaman.

Seperti tidak perlu lagi untuk menghadapi tantangan. Hidup laksana laut yang tenang tanpa ada guncangan ombak yang menerjang.

Tapi kalau dipikirkan lagi, sepertinya laut bukan untuk orang-orang yang menyukai ketenangan. Karena ombaknya tak mungkin bisa tenang walau sebentar saja.

Bahkan guruku bilang kalau pelaut yang handal tidak berasal dari laut yang tenang. Melainkan berasal dari laut yang memiliki ombak yang terus mengguncang.

Ibaratnya tidak ada pertumbuhan di zona nyaman. Kalau kita mau tumbuh, justru kita butuh pergerakan. Karena pergerakan akan menghasilkan perubahan.

Hmm, nasihat guruku berhasil membuatku terus tumbuh dan memberanikan diri melawan kenyamanan yang ada di dalam diri.

Disaat aku merasa nyaman menjadi seorang yang pendiam, maka aku mencoba untuk menjadi seorang pembicara. Bukan hanya bicara kepada satu atau dua orang saja, melainkan kepada ratusan orang di depan sebuah panggung yang besar.

Sungguh, aku seperti bertarung melawan diriku sendiri. Menekan rasa takutku. Mencoba menghiraukan pikiran orang lain terhadapku. Yang aku pikirkan hanyalah terus tumbuh untuk mencapai mimpiku.

Selain itu, zona nyaman adalah salah satu ciri  kepribadian yang ada di dalam diriku. Katanya kelemahanku adalah tidak suka mencoba hal baru. Bahkan, untuk bertemu dengan orang baru saja membuatku bisa salah tingkah. Ah, itu membuatku malu dan terganggu.

Makanya aku sedari dulu tidak memiliki banyak teman. Paling hanya dekat dengan satu atau dua orang yang kusebut mereka sahabat. Meskipun pada akhirnya aku lebih nyaman sendirian.

Tapi saat itu, aku kembali harus berubah. Melawan diriku lagi. Beranikan diri dengan berbagai jenis hal baru. Mencoba ini dan itu.


Aku mengikuti segala jenis komunitas. Lalu aktif dan membantu diberbagai bidang. Sampai ternyata, aku memiliki banyak teman.

Berhadapan dengan orang baru bukan lagi jadi hambatan. Meskipun masih ada rasa canggung diawal, namun tidak separah dulu.


Sepertinya hidup yang jauh dari zona nyaman telah banyak mengubahku. Membuatku menjadi berbeda bagi orang-orang yang mengenalku dimasa lalu.

Tapi...
Apakah aku merasa baik-baik saja?

Ternyata tidak juga. Kadang ada rasa lelah saat aku harus terus berpura-pura menjadi seperti orang lain.

Ada kalanya aku kembali ke zona amanku dan memilih diam di rumah untuk beberapa waktu. Tidak ada yang tau kalau itulah titik jenuhku.


Tapi, baru aku sadari ternyata ada satu sisi yang menurutku tidak harus sepenuhnya diubah. Tidak semua zona aman harus aku tinggalkan.

Zona aman yang tetap bisa membuatku tumbuh. Itulah zona aman yang disandarkan pada sudut pandang Allah SWT.

Misalnya, antara menjadi seorang pendiam dengan pembicara. Mungkin awalnya bagiku menjadi pendiam adalah zona amanku.

Namun, ketika aku ubah sudut pandangnya. Dimana zona amanku adalah ketika aku menjadi pembicara, maka itulah yang justru membuat rasa nyaman itu muncul.

Aku memilih menjadi pembicara bukan lagi karena memaksakan diri untuk keluar dari zona aman. Justru aku sedang menyelamatkan diri untuk berada di zona aman yang lebih baik.


Aku membayangkan jika aku tidak menjadi pembicara, mungkin aku tak bisa menjalankan misiku untuk menjadi perantara hidayah-Nya.

Hidupku akan biasa-biasa saja. Tabungan amalku mungkin sangat amat minim. Justru jadi bahaya kalau aku terus diam. Maka, menjadi pembicara adalah pilihan teraman.

Contoh lain adalah rasa malas. Ketika rasa malas membuatku berada di zona nyaman, langsung aku berpikir kembali.

Ternyata, rasa malas sama sekali bukan zona aman. Ini adalah zona kerusakan. Dimana kalau aku terus mempertahankannya justru hidupku akan terancam tidak aman. Bahkan jauh dari rasa aman.


Nah, maka pilihlah zona amanmu yang berlandaskan pada aturan Allah. Aman artinya baik menurut sudut pandang Allah.

Manusia tidak suka jika melakukan apapun dengan terpaksa, kan? Lebih enak jika melakukan segalanya dengan kesadaran dan keridhoan hati sehingga menghasilkan ketenagan jiwa yang hakiki.

Maka pastikan, saat ini kamu berada di zona aman yang tepat! Di zona aman yang menyelamatkanmu di dunia dan akhirat.

Selamat memilih zona amanmu sobat! 😊

Asrida Juliana.
*Inspirator Muslimah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah