*Menunggu dan kesepian*

Ada apa dengan menunggu?
Sering kali lelah yang ada saat mendengar kata tersebut. Lalu bagaimana dengan kata kesepian?
Seperti tak ada yang suka jika harus berlama-lama dalam kesepian.

Kemudian bagaimana  kalau digabungkan?
Menunggu dalam kesepian. Bagaimana rasanya?

*seketika galau*

Bayangkan disaat hujan turun dengan derasnya. Kamu harus menunggu seseorang disebuah halte bus sendirian. Disaat itu, semua alat komunikasi yang kamu miliki telah mati. Lalu yang ditunggu tidak ada kabar beritanya. Mau pergi saja, tetapi terjebak hujan yang sangat deras. Alhasil, menunggu dalam kesendirian menjadi pilihan.

Bagaimana rasanya?

Sedih? Galau? Baper?  lelah?
Letih? Lesu? Capek?

Tapi ada yang bilang "Ah biasa aja tuh. Udah biasa." hehe

Mungkin bagi sebagian orang, "Duh, kasian ya."

Tetapi ternyata memang demikian. Ternyata kita sudah pernah latihan untuk "Menunggu dan kesepian".

Benarkah?

Mungkin kita lupa.
Tetapi mari kita ingat kembali saat kita dulu berada dalam kandungan. Berapa lama kita disana? Kurang lebih sembilan bulan. Dalam waktu sembilan  bulan kita harus menunggu dan kesepian. Tetapi dulu kita tak pernah mengeluh seperti sekarang ini.

Kenapa dulu kita bisa sabar untuk menunggu didalam kandungan ibu kita? Kita tak bisa kemana-mana disana. Didalam ruangan yang begitu sempit dan sendirian. Apa yang membuat kita kuat untuk bertahan?

Ternyata dulu setelah ruh kita ditiupkan, kita sudah berjanji padaNya untuk menjadi hambaNya. Sehingga tak ada alasan untuk tidak mematuhi perintah Nya.


Dalam Al-Qur'an sebagaimana yang tercantum pada surat Al-A'raaf:172. Kita punya perjanjian dengan Allah.

 "alastu birabbikum > Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Allah berkata dan kita pun menjawab "balaa syahidnaa > Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".

Sehingga disana kita tidak benar-benar sendirian. Karena saat itu kita berdua dengan Nya.

Maka benar adanya ungkapan bahwa "Aku + Allah = Cukup."

Jadi sahabat ku,
Saat menunggu dalam kesendirian sertakan Allah dalam penantian kita. Dengan perbanyak berdzikir, berdoa dan bersabar. Karena sepahit apapun ujian hidup, sejatinya Allah hanya meminta kita untuk sabar dan sholat.

Semoga Bermanfaat :)

Wallahu'alam..

Asrida Juliana
29, Januari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah