Hijrah Cinta para Pejuang

Bismillah...

Bayangkan jika tidak ada cinta didunia ini?
mungkin tak ada kita saat ini.
mungkin tak ada dunia dan seisinya. atau mungkin takkan ada alam semesta.

Karena ada cinta maka Allah hadirkan kita disini.

Karena adanya cinta kelak rasulullah saw. Akan memberikan syafaat untuk ummat yang mencintai beliau.

Karena cinta pula, dua insan yang tak saling mengenal bisa bersatu membangun keluarga yang penuh cinta.
Kita akan berbicara tentang cinta yang terus berpindah. Seiring bertambahnya usia pasti pemahaman tentang cinta pun akan berubah..
Namun tak ada salahnya kita memetakan perjalanan cinta ini agar nantinya kita tak terjebak pada cinta yang salah. Cinta yang tak semestinya.

⚪️Masa-masa sekolah dasar⚪️
Saat ini anak laki-laki dan perempuan bermain bersama. Tak ada rasa canggung satu sama lain karena memang mereka belum tau tentang cinta.

Kecuali bagi anak-anak yang sering terpapar adegan percintaan. Mungkin mereka akan beranggapan bawa cinta itu ya "berduaan laki-laki dan perempuan" terus sayang-sayangan alias pacaran.

⚪️ Masa-masa SMP⚪️
Inilah masa pubertas bagi remaja. Dalam psikologi perkembangan masa ini adalah masa yang sangat kritis. Masa pencarian jati diri. Mudah terombang-abing dengan arus pergaulan.

Bagi yang terselamatkan alhamdulillah bisa mendapatkan lingkungan yang positif ✅

Tapi bagi yang kurang beruntung, rawan sekali terkena virus pacaran yang berujung penyesalan.

⚪️⚫️ Masa-masa SMA⚪️⚫️

Jika kamu beruntung maka akan menjadi pribadi yang bijak dalam menata cinta.

Tapi bagi yang sudah terlanjur mengenal pacaran ☹️ saat masa SMA akan lebih parah. Pikiran sudah menjadi lebih dewasa. Alhasil terjadilah pacaran yang "sok dewasa".
Tapi tetap aja BAHAYA.

Jika kita berbicara hijrah..
Mungkin ada disini yang punya masalalu yang kelam soal urusan cinta.
Atau pernah menjadi aktivis pacaran 🙄?
Namun sudah Hijrah dari dunia cinta yang gelap penuh kesia-sian.

Tetapi... Bagi para pejuang. Hijrah cinta tak sebatas meninggalkan status pacaran menjadi JOMBLO.
Saat kita telah berkomitmen untuk menjadi "Jomblo sampai sah" pasti ujian terus menghampiri. Seraya menguatkan komitmen kita.
Apakah menjomblo karena menaati perintah Allah?
Atau malah jadi bermaksiat bertopeng dakwah?
Bagaimana seharusnya kita memaknai cinta?
Banyak akun dakwah yang membahas soal menikah.
Seraya menikah adalah satu-satunya jalan untuk membangun cinta yang mulia.

Tetapi bagaimana  bagi yang belum cukup usia ?

Maka saudara ku, Temui Allah dulu. Cintai Allah dulu. Dekati Allah dulu. Jika cinta ini suci ya tak ada cinta yang bersemi diatas cinta kita pada illahi.

Menempatkan rasa cinta pada Allah diatas segala-galanya. Dengan menikmati manisnya iman, nikmatnya ibadah saat berjumpa dengannya.


Hingga jawaban atas persoalan cinta  ini...

Mengarah pada fokus perbaikan diri.🤕

Hijrah cinta yang sebenarnya adalah ketika kita telah yakin bahwa cinta yang kita punya seutuhnya untuk Allah sang Maha Cinta.

Tak ada alasan mengumbar kata-kata cinta pada yang lain. Cukup bagiku Allah pemilik hati dan jiwa.


Perkara jodoh? Tak usah dihiraukan.

Hadiah saat kita telah benar-benar berhasil memperoleh cinta Nya.

Allah akan mengirimkan "dia" yang nantinya akan membuat kecintaan pada Allah semakin besar. Semakin terjaga. Bersama membangun istana disyurga dengan ketaatan. Membangun keluarga yang penuh dengan keridhoan.

Ridho dari Allah dan ridho dari kedua orang tua.

Bagaimana caranya menjaga hati ini ?

🕵Yaitu dengan fokus beribadah pada Allah. Fokus membahagiakan kedua orang tua. Fokus meraih impian kita.

Sibukkan diri dengan ibadah....
Tenangkan hati dengan perbanyak berdzikir dan bersholawat....
Mengerjakan yang wajib dan menjalankan yang sunnah.

Ikhtiar itu adalah fokus mengejar Ridho Allah sampai tiba saat nya Allah memberikan jalan atas apa yang kita inginkan.
Cinta itu suci, mudah ternodai. Maka jagalah hati dengan menaati pemerintah illahi Rabbi.

Wallahualam bishoab
Asrida Juliana, 15/02/2016
Inspirator Muslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah