Ketika Hidupmu Mulai Ambyar


Pernah gak sih ngerasa lelah banget jiwa dan raga? Masalah kian bertambah. Pekerjaan bertumpuk dan tertunda. Pikiran penuh dengan ketakutan yang muncul tiba-tiba. Hingga akhirnya tak ada yang bisa dilakukan sama sekali. Diri serasa hilang daya.

Itulah titik dimana hidup mulai ambyar. Berantakan dalam berbagai urusan. Waktu berlalu penuh dengan beban. Hari-hari berlalu tanpa ada harapan. Seakan bahagia hanya sebuah selogan.

Disaat hal itu terjadi, mari mengambil jarak dan menepi. Berdialog dengan diri. Mengungkapkan segala isi hati. Awali dengan sapaan di depan cermin, "Apa kabar wahai hati? "

Tak perlu terburu-buru mencari kawan pelampiasan rasa. Temui dulu diri sendiri di dasar hati. Bicaralah dengan nuranimu yang selalu setia menemani. Ia adalah sahabat sejati yang melengkapi diri.

Bicaralah jujur kepada diri. Apa kiranya yang membuat hidup menjadi sulit dan terasa sakit tiap hari? Apakah  karena pondasi hidup yang mulai rapuh? Apakah sebab kita yang sering menyakiti diri sendiri?

Kita lebih tau apa yang kita lakukan sepanjang hari. Disaat ramai atau sepi. Kita sungguh mampu menilai lebih objektif. Apakah kita tetap taat walau tak ada satu pun orang yang melihat?

Barangkali kesulitan hidup kian menghampiri agar kita kembali. Menata lagi hati. Memupuk kembali iman. Serta menguatkan lagi satu-persatu rukun Islam yang merupakan pondasi.

Guruku pernah memberi nasihat, "Perbaikilah sholatmu maka Allah akan perbaiki hidupmu." Lalu aku berpikir sejenak, apa maksud dari nasihat ini? Apakah benar solusi dari segala kegelisahan ini adalah sholat? Bagaimana bisa semudah itu?

Ternyata, sabar dan sholat adalah pondasi utama dalam hidup. Hanya saja kita harus memahami apa hakikat sabar dan sholat dengan mendalami ilmu. Tapi Allah memberi penjelasan dengan firmanNya dalam surat Al-Baqarah ayat 45.

"Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk"

Hidup kita ambyar barangkali karena kita enggan meminta tolong pada Allah. Kita sok kuat. Mengandalkan diri sendiri setiap menghadapi tugas dan masalah. Kita seperti gak butuh Allah. Kita tidak sepenuhnya berserah kepadaNya.

Kalau pun shalat. Mungkin kita masih belum mencapai kualitas minimal shalat. Shalat kita belum diawal waktu. Shalat kita belum dengan kesadaran penuh. Shalat kita singkat, padat dan kilat. Shalat kita hanya pengugur kewajiban. Seolah-olah sholat adalah kebutuhan Allah bukan kebutuhan kita.

Padahal tanpa kita memuji Allah, Allah sudah Maha Terpuji. Tanpa kita meminta pada Allah, Allah Maha Pemberi. Tanpa kita peduli, Allah selalu mengawasi. Allah selalu ada, kitanya kemana?

Maka ketika hidup kita sedang tidak baik-baik saja. Mari kita bersabar dan perbaiki shalat kita. Berhenti cari solusi. Tapi temui yang Maha Pemberi solusi. Serahkan diri ini seutuhnya pada Allah. Sebab sejatinya hamba ialah mengabdi pada RabbNya. In sya Allah hidup ini akan baik-baik saja karena hati yang tenang akan membuat kita mampu berjuang.

Asrida Juliana.
Jakarta, 13 Juni 2020
Penulis yang berbahagia.
#MujahidahWriter #InspiratorMuslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mudah Menikah

Fenomena Left Grup Part 2

Renungan Pranikah